ILMU
BUDAYA DASAR
MANUSIA
DAN KEINDAHAN
A.
Pengertian Ilmu Budaya Dasar
Secara sederhana IBD adalah
pengetahuan yang diharapkan dapat membcrikan pengetahuan dasar dan pengcrtian
umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah dan
kebudayaan.
Istilah IBD dikembangkan di
Indonesia sebagai pengganti istilah Basic Humanities yang berasal dari istilah
bahasa Inggris “The Humanities’. Adapun istilah Humanities itu sendiri berasal
dari bahasa Latin Humanus yang bisa diartikan manusiawi, berbudaya dan halus
(fefined). Dengan mempelajari The Humanities diandaikan seseorang ‘akan bisa
mcnjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Secara demikian bisa
dikatakan bahwa The Humanities berkaitan dengan masalah nilai-nilai, yaitu nilai-nilai
manusia sebagai homo humanus atau manusia berbudaya. Agar. manusia bisa menjadi
humanus, mereka harus mempelajari ilmu yaitu The Humanities di samping tidak
mehinggalkan tanggung jawabnya yang lain sebagai manusia itu sendiri.
Kendatipun demikian, Ilmu Budaya Dasar (atau Basic Humanities) sebagai satu
matakuliah tidaklah identik dengan The Humanities (yang disalin ke dalam bahasa
Indonesia menjadi: Pengetahuan Budaya).
Pengetahuan Budaya (The
Humanities) dibatasi sebagai pengetahuan yang mencakup keahlian cabang ilmu
(disiplin) seni dan filsafat. Keahlian ini pun dapat dibagi-bagi lagi ke dalam
berbagai bidang kahlian lain, seperti seni sastra, seni tari, seni musik, seni
rupa dan lain-lain. Sedang Ilmu Budaya Dasar (Basic Humanities) sebagaimana dikemukakan
di atas, adalah usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan
pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji
masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Masalah-masalah ini dapat didekati
dengan menggunakan pengetahuan budaya (The Humanities), baik secara gabungan
berbagai disiplin dalam pengetahuan budaya ataupun dengan menggunakan
masing-masing keahlian di dalam pengetahuan budaya (The Humanities). Dengan
poerkataan lain, Ilmu Budaya Dasar menggunakan pengertian-pengertian yang
berasa! dari berbagai bidang pengetahuan budaya untuk mengembangkan wawasan
pemikiran dan kepekaan dalam mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan.
Dengan
perkataan lain dapatlah dikatakan bahwa setelah mendapat matakuliah IBD ini,
mahasiswa diharapkan memperlihatkan:
a.
Minat dan kebiasaan menyelidiki apa-apa yang terjadi di sekitarnya dan diluar
lingkungannya, menelaah apa yang dikcrjakan sendiri dan mengapa.
b.
Kesadaran akan pola-pola nilai yang dianutnya serta bagaimana hubungan
nilai-nilai ini dengan cara hidupnya sehari-hari.
c.
Keberanian moral untuk mempertahankan nilai-nilai yang dirasakannya sudah
dapat diterimanya dengan penuh tanggung jawab dan scbaliknya mcnolak
nilai-nilai yang tidak dapat dibenarkan.
B.
Tujuan Ilmu Budaya Dasar (IBD).
Sebagaimana dikemukakan di atas,
penyajian Ilmu Budaya Dasar (IBD) tidak lain merupakan usaha yang diharapkan
dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep
yang dikem-bftngkan untuk mengkaji msalah-masalah manusia dan kebudayaan,
Dengan demikian jelas bahwa matakuliah ini tidak dimaksudkan untuk mendidik
seorang pakar dalam salah satu bidang keahlian (disiplin) yang termasuk. dalam
pengetahuan budaya, akan tetapi Ilmu Budaya Dasar semata-mata sebagai salah
satu usaha mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan cara memperluas wawasan
pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap nilai-nilai budaya, baik yang
menyangkut orang lain dan alam sekitarnya, maupun yang menyangkut dirinya
sendiri.
Dan
bahwa dalam masyarakat yang berkabung semakin Cepat dan rumit ini, mahasiswa
harus mcngalami pergeseran nilai-nilai yang , mungkin sekali dapat membuatnya
masa bodoh atau putus asa, suatu sikap yang tidak selayaknya dimiliki oleh
seorang terpelajar. Bagaimanapun juga, mahasiswa adalah orang-orang muda yang
sedang mempelajari cara memberikan tanggapan dan penilaian terhadap apa saja
yang terjadi atas dirinya sendiri dan masyarakat sekitarnya. Sudah barang tentu
ia perlu dibimbing untuk menemukan cara terbaik yang sesuai dengan dirinya
sendiri tanpa harus mengorbankan masyarakat dan alam sekitarnya. Secara tidak
langsung Budaya Dasar akan membantu mereka untuk mencapai tujuan-tujuan
tersebut.
Berpijak
dari hal di atas, tujuan matakuliah Ilmu Budaya Dasar adalah untuk mengembangkan
kepribadian dan wawasan pemikiran, khususnya berkenaan dengan kebudayaan, agar
daya tangkap, persepsi dan penalaran mengenai lingkungan budaya mahasiswa dapat
menjadi lebih halus. Untuk bidag menjangkau tujuan tersebut di atas, diharapkan
Ilmu Budaya Dasar dapat:
a.Mengusahakan
penajaman kepekaan mahasiswa terhadap lingkungan budaya, sehingga mereka akan
lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, terutama untuk
kepentingan profesi mereka.
b.Memberi
kesempatan pada mahasiswa untuk dapat memperluas pandangan mereka tcntang
masalah kemanusiaan dan budaya, serta mengembangkan daya kritis mercka tcrhadap
persoalan-persoalan yang mcnyangkut kedua hal tcrscbut.
c.Mcngusahakan
agar mahasiswa sebagai caion pcmimpin bangsa dan ncgara, serta ahli dalatn
bidang disiplin masing-masing, tidak jatuh ke dalam sifat-sifat kedaerahan dan
pengkotaan disiplin yang ketat. Usaha ini tcrjadi karcna ruang lingkup
pendidikan kita amat dan condong mem-buat manusia spcsialis yang berpandangan
kurang luas. Matakuliah ini berusaha menambah kcmampuan mahasiswa untuk
menanggapi nilai-nilai dan masalah dalam masyarakat lingkungan mereka khususnya
dan masalah seria nilai-nilai umumnya tanpa terlalu terikat oleh disiplin
mereka.
d.Mcngusahakan
wahana komunikasi para akademisi, agar mercka lebih mampu bcrdialog satu sama
lain. Dengan mcmiliki satu bekal yang sama, para akademisi diharapkan dapat
lebih lancar berkomunikasi. Kalau cara berkomunikasi ini selanjutnya akan lebih
memperlancar pclaksanaan pembangunan dalam bcrbagai bidang keahlian. Mcskipun
spcsialisasi sangat penting, spcsialisasi yang terlalu sempit akan membuat
dunia scorang mahasiswa/sarjana menjadi tcrlalu sempit. Masyarakat yang pcrcaya
pada pentingnya modcrnisasi tidak akan dapat memanfaat-kan sccara penuh
sarjana-sarjana demikian, scbab proses modcrnisasi mcmerlukan orang yang
bcrpandangan luas.
Secara
umum tujuan IBD adalah Pembentukan dan pengembangan keperibadian serta
perluasan wawasan perhatian, pengetahuan dan pemikiran mengenai berbagai gejala
yang ada dan timbul dalam lingkungan, khususnya gejala-gejala berkenaan dengan
kebudayaan dan kemanusiaan, agar daya tanggap, persepsi dan penalaran berkenaan
dengan lingkungan budaya dapat diperluas. Jika diperinci, maka tujuan
pengajaran llmu Budaya Dasar itu adalah:
1.Lebih
peka dan terbuka terhadap masalah kemanusiaan dan budaya, scrta lebih
bertanggung jawab terhadap masalah-masalah tersebut.
2.Mengusahakan
kepekaan terhadap nilai-nilai lain untuk lebih mudah menyesuaikan diri.
3.Menyadarkan
mahasiswa terhadap nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat, hormat menghormati
serta simpati pada nilai-nilai yang hidup pada masyarakat.
4.Mengembangkan
daya kritis tcrhadap pcrsoalan kemanusiaan dan kebudayaan.
5.Memiliki
latarbelakang pengetahuan yang cukup luas tentang kebudayaan Indonesia.
6.Menimbulkan
minat untuk mendalaminya.
7.Mcndukung
dan mcngcmbangkan kebudayaan sendiri dengan kreatif.
8.Tidak
terjerumus kepada sifat kedaarahan dan pengkotakan disiplin ilmu.
9.Menambahkan
kemampuan mahasiswa untuk mcnanggapi masalah nilai-nilai budaya dalam
masyarakat Indonesia dan dunia tanpa terpikat oleh disiplin mereka.
10.Mempunyai
kesamaan bahan pembicaraan, tempat berpijak mengenai masalah kemanusiaan dan
kebudayaan.
11.Terjalin
interaksi antara cendekiawan yang berbeda keahlian agar lebih positif dan
komunikatif.
12.Menjembatani
para sarjana yang berbeda keahliannya dalam bertugas menghadapi masalah
kemanusiaan dan budaya.
13.Memperlancar
pelaksanaan pembangunan dalam berbagai bidang yang ditangani oleh berbagai
cendekiawan.
14.Agar
mampu memenuhi tuntutan masyarakat yang sedang membangun.
15.Agar
mampu memenuhi tuntutan dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya dharma
pendidikan.
Dari
kerangka tujuan yang telah dikemukakan tersebut diatas, dua masalah pokok
biasa dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan ruang lingkup kajian
matakuliah Ilmu Budaya Dasar (IBD). Kedua masalah pokok tersebut ialah :
a.Berbagai
aspek kehidupan yang seluruhnya mcrupakan ungkapan masalah kemanusiaan dan
budaya yang dapal didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya (The
Humanities), baik dari segi masing-masing keahlian (disiplin) di dalam
pengetahuan budaya, maupun sccara gabungan (anlar bidang) bcrbagai disiplin
dalam pengetahuan budaya.
b.Hakekat
manusia yang satu atau universal, akan tetapi yang beraneka ragam perwujudannya
dalam kebudayaan masing-masing zaman.
Manusia
adalah sesuatu yang indah, karena mereka menyukai terhadap keindahan alam
maupun terhadap keindahan seni. Keindahan alam adalah ‘keharmonisan yang
menakjubkan dan hukum-hukum alam”, yang dibukakan untuk mereka yang mempunyai
kemampuan untuk menerimanya. Sedangkan keindahan seni adalah keindahan buatan
atau hasil ciptaan manusia, yaitu buatan seseorang (seniman) yang mempunyai
bakat untuk menciptakan sesuatu yang indah, scbuah karya seni. Rata-rata
manusia terhadap yang indah tentu mengambil sikap terpesona. Bahwasannya tidak
scmua orang memuliki kepekaan keindahan itu memang benar, tetapi pada umumnya
manusia mempunyai perasaan keindahan.
Keindahan
yang diperbincangkan dalam tulisan ini adalah keindahan seth, sehingga tidak
terlepas dan pembicaraan tentang seni atau karya seni (keindahan seni, seni
sebagai intuisi dan cita-cita seni). Keindahan tentang seni telah lama menarik
perhatian para ahli atau filosof, sejak jaman Plato sampai jaman modern
sekarang ini. Teori tentang keindahan seni (artistik) muncul, karena mereka
berpendapat bahwa seni adalah pengetahuan per septip pcrasaan yang khusus.
lstilah “estetika”, yang dikemukakan untuk pertama kali olehBaumgarten,
dipergunakan untuk membicarakan teori tentang keindahan seni (artistik).
Kemudian pengertian estetika berkenibang, akhir-akhir ini diberi arti sebagai
“ilmu pengetahuan tentang seni”.
Maka
itu urutan uraian tentang keindahan dalam tulisan ini disusun sebagai berikut
I)
Pengertian keindahan,
2)
Teori tentang keindahan dan seni (estetika),
3)
Pcrasaan keindahan (sensibilitas estctik), dan
4)
Keindahan seni yang meliputi seni sehagai intuisi dan cita-cita seni.
MANUSIA
DAN KEINDAHAN
1.
PENGERTIAN KEINDAHAN
Ada banyak batasan yang diberikan
pada kita, yang sanipai sekarang belum ada kata sepakat tentang definisi
keindahan yang obyektif. Mengenai batasan keindahan pada umumnya dapat
digolongkan pada 2 kelompok, yaitu:
(a).
Definisi-definisi yang bertumpu pada obyek (keindahan yang obyektif )
(b).
Definisi-definisi yang bertumpu pada subyck (keindahan yang subycktif).
Atas
dasar kcdua pokok penilaian itu, keindahan dapat ditinjau dan makna yang
obycktif dan juga dan segi yang subyektif.
Yang
disebut keindahan obyektif ialah keindahan yang memang ada pada obyeknya, yang
diharuskan menerima sebagaimana mestinya. Sedangkan yang disebut keindahan
subyektif, adalah keindahan yang biasanya ditinjau dan segi subyck yang
diharuskan mcnghayatinya. Dalam ha! mi keindahan adalah segala sesuatu yang
dapat mcnimbulkan rasa senang pada din si penghayat tanpa diiringi
keinginan-keinginan terhadap segala sesuatu yang praktis untuk
kebutuhan-kebutuhan pribadi.
Menurut
Hebert Read : Jadi keindahan itu adalah sesuatu kesatuan hubungan-hubungan yang
formal daripada pcngamatan yang dapat menimbulkan rasa senang (Beauty
is unity of format relation among our sence perceptions). Atau keindahan
itu merangsang timbulnya rasa senang tanpa pamrih pada subyck yang melihatnya,
dan bertumpu kepada ciri-ciri yang terdapat pada obyek yang sesuai dengan rasa
senang itu.
Batasan
keindahan yang dikemukakan oleh Hebert Read tersebut di atas, dikatakan yang
paling mendekati kebenaran. Tetapi apabila kita telah lebih dalam, batasan
Hebert Read itu terlalu ditentukan oleh subyck dan dianggap sebagai perpaduan
unsur-unsur pengamatan. Jadi batasan Hebert Read
itu sifatnya terlalu sensual (jasmaniah), kurang ditinjau dan segi obyek yang
diamati yang memiliki keindahan itu. Keindahan itu tidak hanya merupakan
pcrpaduan dan peng amatan panca indera semata-mata, tetapi lebih daripada
visual melulu, lebih dalam lagi, juga merupakan pcrpaduan pengamatan batiniah.
Pengertian keindahan tidak hanya terbatas pada kenikmatan penglihatan saja,
tetapi juga termasuk kenikmatan spiritual.
Berdasarkan
pandangan tersebut di atas, maka kita dapatkan batasan keindahan yang
bermacam-macam, sebanyak para ahli yang memberi batasan itu. Di bawah ini
dikemukakan beberapa diantaranya adalah:
1. Menurut
Leo Tolstoy (Rusia) > Dalam bahasa Rusia tcrdapat istilah yang
serupa dengan keindahan yaitu “krasota”, artinya that wich pleases the sigh
atau suatu yang mendatangkan rasa yang menyenangkan bagi yang melihat dengan
mata. Bangsa Rusia tidak punya pengertian keindahan untuk musik. Bagi bangsa
Rusia yang indah hanya yang dapat dilihat mata (Leo Tolstoy). Jadi menurut Leo
Tolstoy, keindahan itu adalah sesuatu yang mendatangkan rasa menyenangkan bagi
yang melihat.
2.Menurut
Alexander Baurngarten (Jerman).> Keindahan itu dipandang scbagai
kcseluruhan yang mcrupakan susunan yang teratur daripada bagian-bagian, yang
bagian-bagian itu crat hubungannya satu dengan yang lain, juga dengan
keselunuhan. (Beauty is on of parts in their manual relations and in their relations
to the whole).
3.Menurut
Sulzer.> Yang indah iu hanyalah yang baik. Jika bcluni haik,
ciptaan itu bclum indah. Keindahan hartis dapat memupuk pcrasaan moral. Jadi
ciptaan amoral adalah tidak indah, karena tidak dapat digunakan untuk memupuk
moral.
4.Menurut
Winchelman.> Keindahan itu dapat terlepas sama sekali daripada
kebaikan.
5.Menurut
Shaftesbury (Jerman).> Yang indah itu adalah yang memiliki proporsi
yang harmonis. Karena yang proporsinya harmonis itu nyata, maka keindahan itu
dapat disamakan de-ngan kebaikan. Yang indah adalah yang nyata dan yang nyata
adalah yang baik.
6.Menurut
Humo (Inggris).> Keindahan adalah sesuatu yang dapat mendatangkan
rasa senang.
7.Menurut
Hemsterhuis (Belanda) >Yang indah adalah yang paling banyak
mendatangkan rasa senang dan itu adalah yang dalam waktu sesingkat-singkatnya
paling banyak mcmberikan pengamatan-pengamatan yang mcnycnangkan itu.
8.Menurut
Emmanuel Kant.> Meninjau keindahan dan 2 segi. Pertama dan segi
arti yang sub ycktif dan kedua dan segi arti yang obyektif.
(a).
Yang subyektif.
Keindahan
adalah sesuatu yang tanpa dircnungkan dan tanpa sangkut paut dengan kegunaan
praktis, tetapi mendatangkan rasa senang pada si penghayat.
(b).
Yang obyektif.
Keserasian
dan suatu obyek terhadap tujuan yang dikandungnya, scjauh obyek ini tidak
ditinjau dan segi gunanya.
9.Menurut
at – Ghazzali.> Keindahan sesuatu benda terletak di dalam
perwujudan dan kcscmpurnaan, yang dapat dikenali kembali dan sesuai dengan
sifat bcnda itu. Bagi setiap benda tcntu ada pcrfcksi yang karakteristik, yang
berlawanan dengan itu dapat dalam keadaan-keadaan tertenlu mcnggan tikan
perfeksi karakteristik dari benda lain. Apabila semua sifat-sifat yang mungkin
terdapat di dalam sebuah benda itu merupakan representasi keindahan yang
bernilai paling tinggi; apabila hanya sebagian yang ada, maka benda itu
mempunyai nilai keindahan sebanding dengan nilai-nilai keindahan yang terdapat
di dalamnya.
Misalnya
sebuah karangan (tulisan) yang paling indah ialah yang mempunyai semua sifat-
sifat perfeksi yang khas bagi karangan (tulisan), seperti keharmonisan
huruf-huruf, hubung an arti yang tcpat satu sama lainnya, pelanjutan dan spasi
yang tepat dan susunan yang mcnyenangkan.
Di
samping lima rasa (alat) untuk mengemukakan keindahan di alas, al Ghazzali juga
menambahkan rasa keenam, yang disebutnya dengan ‘ (ruh, yang disebut juga
sebagai “spirit”, “jantung “pemikiran”, “cahaya”), yang dapat merasakan
keindahan dalam dunia yang lebih dalam (inner world) yaitu nilai-nilai
spiritual, moral dan agama.
Dari
batasan tersebut di atas, keindahan sebagai pengertian mem punyai arti yang
relatif berdasarkan subyeknya. Oleh karena keindahan itu relatif, maka
sebaiknya meninjau seni (anpa sangkutnya dengan keindahan.
2.
ESTETIKA (TEORI TENTANG KEINDAHAN DAN SENI)
Manusia
memiliki sensibilitas esthetis, karena itu manusia tak dapat dilepaskan dan
keindahan. Manusia membutuhkan keindahan dalam kcsempurnaan (keutuhan)
pribadinya. Tanpa estetika mi, kemanusiaan tidak lagi mempunyai perasaan dan
semua kehidupan akan menjadi steril. Dcmikian cratnya kehidupan manusia dengan
keindahan, maka banyak para ahli/ccndckiawan mengadakan studi khusus tentang
keindahan.
Teori
tentang keindahan dan seni dikembangkan dan pengertian “estetika”. Aslinya
estetika berarti ‘ tentang ilmu penginderaan” yang sesuai dengan pengertian
etiinologisnya. Tetapi kemudian diberi pengertian yang dapat ditenima lebih
luas ialah teori tentang keindahan dan seni”.
Filosof
yang pertama memperlakukan estetika sebagai suatu bidang studi khusus ialah
Baumgarten (1735). Baumgarten mengkhususkan penggunaan istilah ‘estetika” untuk
teori tentang keindahan artistik, karena ia berpendapat seni sebagai
pengetahuan perseptif perasaan yang khusus. Tetapi filosof lain yaitu Kant
tidak sependapat, sehingga ia tidak pernah menggunakan istilah estetika dalam
memperbincangkan teori tentang kein dahan dan seni.
Aristoteles
menggunakan istilali “puitik dan ‘ untuk teori keindahan artistik, yang oleh
Baumgarten dijadikan bagian khusus dan estetika.Dahulu estetika dianggap
sebagai suatu cabang filsafat, sehingga memiliki atau diberi pengertian sebagai
sinonim dan ‘filsafat seni. Tetapi sejak akhir abad 19, lebih-lebih akhir-
akhir ini ada suatu gejala yang menekankan sifat-sifat imperis, oleh karena itu
menganggap sebagai “ilmu pengetahuan tentang seni”.
Dalam
sejarah peradaban manusia, perhatian pada estetika demikian menonjOl dan
berpengarUh langsung atau tidak langsung memprakarsai aspek-aspek kehidupan
intelcktual dan spiritual dalam masyarakat. Bangsa Yunani kuno telah menyadari
betapa pentingnya anti keindahan dan seni dalam konsep hidup manusia. Dan
bangsa Timur (termasuk Indonesia) bahkan lebih tinggi mcnempatkan penhingnya
keindahan dan seni dalam konsep hidupnya. hasil-hasil karya seniman timur,
merupakan penampilan ekspresi tertinggi tentang kebutuhan spiritual ini. Bangsa
bangsa Timur seperti halnya Plato melihat adanya hubungan harmonis an tara seni
dan keindahan. Bangsa Indonesia telah mempcnlihatkan hal mi sejak sebelum
kedatangan orang-orang Hindhu di Indonesia. Menurut Prof. H. Muhammad Yamin
yang dikemukakan dalam bukunya 6000 tahun Sang Merah Putih”, yang dikutip dan
pendapat Kern, bahwa bangsa Indonesia sebelum datangnya orang-orang Hindhu di
Indonesia telah memiliki tujuah kepadaian Austronesia, yaitu:
1.
Pandai
bersawah berladang.
2.
Pandai
beternak dan menyalurkan air.
3.
Pandai
bcnlayar dan melihat bintang.
4.
Berkepercayaan
sakti yang teratur.
5.
Berkesenian
rupa, pahat dan logam.
6.
Bersatuan
masyarakat dan tata negara.
7.
Berpenghormatan
sang Merah Putih.
Berdasarkan
kepandaian yang tujuh tersebut di atas, dalam jaman prascjarah itu sungguhlah
jikalau kita pikirkan meriahnya hidup kepercayaan yang melahirkan kesenian di
lapangan kewarnaan, kepahatan, kelogaman dan keukiran serta pengertian tentang
ilmu hitung.
Dan
kctcrangan tersebut di atas, bangsa Indonesia tclah terbukti bahwa sejak masa
prasejarah telah mcncmpatkan pentingnya arti keindahan seni dalam konsep
hidupnya. Beberapa bukti yang telah sampai ke jaman kita sekarang mi
mcnunjukkan hal itu. Waruga, yaitu kubunan batu yang terdapat di Gunung Kidul
di sebelah selatan Yogyakanta, Pascmah dan Jawa Timur, yang usianya barangkali
lcbih tua daripada jaman perunggu In donesia, di antara Waruga itu ada yang
menyimpan lukisan berwarna-warna. Satu daripadanya melukiskan bendera mcrah putih
yang berkibar di bclakan.g scorang perwira menunggang kcrbau, sepcnti yang
berasal dan kaki gunung Dompu.
Demikian
dan itulah beberapa bukit bahwa bangsa Indonesia telah menyadari scjak jaman
dahulu kala, bctapa pcntingnya arti keindahan dan seni dalam konsep hidupnya.
3.
PERASAAN KEINDAHAN (SENSIBILITAS ESTETIS)
Manusia
dikatakan adalah makhluk bcnpikir atau homosapiens. Tetapi manusia itu bukan
semata-mata makhluk yang berpikir, sekedar homo sapiens yang steril. Manusia
disamping makhluk berpikin, juga merasa dan mengindera. Melalui panca indera
manusia dapat merasakan sesuatu. Apabila manusia merasakan akan sesuatu itu
menyenangkan atau menggembirakan dan sebagainya, timbul perasaan puas. Demikian
juga terjadi, kepuasan timbul setelah seseorang melihat atau merasakan sesuatu
yang indah. Rasa kepuasan itu lahir setelah perasaan keindahan yang ada pada
setiap orang itu bangkit. Tiap-tiap orang memiliki pcrasaan keindahan.
Sumber : Text
Book
Judul : Ilmu Budaya Dasar ( MKDU )
Penulis : Joko Tri Prasetyo
Penerbit : Rineka Cipta