Pages

Senin, 01 Juni 2015

SISTEMATIKA PENULISAN

     Banyak orang yang pemula dalam menulis karya ilmiah ini bingung mencari-cari judul yang tepat. Judul yang dibuat oleh pemula biasanya cenderung singkat dan kurang mencakup isi penelitiannya. Oleh karena itu disini saya akan berbagi beberapa cara yang membantu membuat judul karya ilmiah yang bagus, tepat dan mencakup semua isi penelitian.
A. Judul
     Cara membuat judul karya ilmiah yang baik dan benar adalah dengan memperhatikan hal-hal seperti dibawah ini :
1. Untuk membuat judul karya ilmiah yang baik dan benar adalah menentukan tema judul. Misalnya
dalam bidang pendidikan, teknologi, kesehatan, pertanian dan lain lain.
2. Untuk membuat judul karya ilmiah yang baik dan benar adalah menentukan objek yang akan diteliti. Misalnya dalam tema pertanian kita memilih kacang hijau sebagai objek. Sebaiknya dalam memilih objek penelitian peneliti sebaiknya memilih objek yang disukai agar semangat dalam mengerjakannya.
3.Untuk membuat judul karya ilmiah yang baik dan benar adalah menemukan apa  yang akan diteliti dari objek yang dipilih. Misalnya pengaruhnya, kualitasnya, manfaatnya, dan lain-lain.
4. Untuk membuat judul karya ilmiah yang baik dan benar adalah mencari bagian mana dari objek yang akan kamu teliti. Misalnya daun, batang akar, maupun semua bagian tumbuhan itu.
5. Untuk membuat judul karya ilmiah yang baik dan benar adalah menentukan media yang dijadikan sehingga kita dapat menghubungkan apa yang diteliti dengan bagian yang diteliti.  Seperti cahaya matahari, air, pembangunan nasional dan lain-lain.
6. Untuk membuat judul karya ilmiah yang baik dan benar adalah membuat kalimat yang tepat dalam menggabungkan tema, objek, sesuatu yang diteliti, bagian yang diteliti dan medianya.

B. Tema
     Buatlah tema penelitian semenarik mungkin agar penelitian Anda bisa dipertimbangkan, baik oleh pembimbing Anda di kampus maupun oleh forum donor nan akan membiayai penelitian ilmiah Anda. Tema biasanya dibentuk dalam sebuah judul dengan menggunakan dua variabel.
Di dalam langkah metode ilmiah pertama ini, dua variabel nan digukana mesti berhubungan, namun interaksi itu tak selamanya harus merupakanhubungan karena akibat. Contohnya, “Lambang Partai A Ditinjau dari Pendekatan Semiotika”. Lambang partai A sebagai variabel pertama, sedangkan semiotika sebagai varibel kedua.
Sedangkan nan menunjukkan karena dampak misalnya, “Pengaruh Rokok Terhadap Kesehatan”, “Manfaat Pendidikan Bagi Anak Usia Muda".

C. Daftar Isi
     Penulisan karya ilmiah harus sinkron denga kaidah penulisan nan benar, termasuk buat menulis daftar isi skripsi. Penulisan daftar isi memang terlihat sangat mudah], namun ternyata bagian ini harus dibuat dengan sangat hati-hati. Daftar isi ialah peta buat sebuah sebuah skripsi.
Pertanyaannya, seperti apa dan harus bagaimana mahasiswa membuat daftar isi? Berikut penulis uraikan tentang tata cara penulisan daftar isi nan sahih sinkron kaidah penulisan skripsi ialah sebagai berikut.
1. Judul Bab menggunakan angka romawi.
2. Judul Subbab menggunakan angka latin dengan mengacu pada nomorbab atau sub bab nan      menjadi bahasannya. Misal,
1. II ...... (Judul Bab)
2. 2.1 .... (Judul Subbab)
3. 2.1.1 ... (judul Sub-Subbab)
3. Penulisan Judul Bab harus di-bold (Boleh Modal atau Modal Undercase)
4. Pemberian nomor halaman di daftar isi harus disesuaikan dengan halaman nan terdapat dalam isi  skripsi

D. Metode Penelitian
     Metode penelitian nan akan digunakan. Secara generik metode itu dibagi menjadi dua, yakni kuantitafi dan kualitatif. Dalam menggunakan meteode kuantitatif, Anda wajib menguji variabel nan ada dalam tema penelitian Anda. Jika Anda menulis judul penelitian “Pengaruh Iklan Terhadap Minat Membeli Suatu Produk”, maka Anda harus sampai pada putusan apakah ada interaksi atau tak antara iklan dengan minat membeli.
Metode kualitatif sendiri lebih pada penyusunan argumentasi rasional dalam mengkaji tema penelitian. Tidak ada uji variabel seperti kuantitatif, metode kualitatif membuka kemungkinan bahwa hasil dari penelitian nan Anda lakukan bisa dikembangkan dengan penelitian nan lain. Inilah langkah metode ilmiah kelima nan mesti ada.

E. Identifikasi Masalah
     Untuk menjawab tema nan akan Anda angkat, maka perlu ada identifikasi masalah penelitian. Inilah langkah metode ilmiah nan ketiga. Identifikasi ini biasanya disusun dengan menggunakan kalimat pernyataan (seperti judul, kemudian diikuti dengan bagian pertanyaan).
Identifikasi nan baik bukan berarti nan disusun dengan banyak pertanyaan. Paling tidak, Anda dapat menyusun dua pertanyaan identifikasi masalah, sehingga penelitian Anda tak terlalu memakan banyak waktu dan biaya. Setelah identifikasi, biasanya dilanjutkan dengan kegunaan serta tujuan penelitian.

F. Menyusun Pendahuluan
     Sudah jamak diketahui, langkah metode ilmiah kedua nan selalu dilakukan ialah menyusun pendahuluan. Karena itu, susunlah pendahuluan dengan menggunakan argumentasi nan menarik. Pendahuluan ini lazim disebut sebagai latar belakang masalah.
Anda tak perlu panjang lebar menyusunnya, nan terpenting ialah dengan pendahuluan itu Anda bisa menjelaskan maksud dari tema penelitian ilmiah nan Anda angkat. Anda dapat juga menampilkan contoh kasus nan konkret sebagai perbandingan dalam pedahuluan tersebut.
Dalam memulai menulis suatu karya ilmiah tentunya kita perlu menyampaikan sebuah latar belakang penelitian atau pendahuluan. Nah bagi yang kesulitan dalam menyusun latar belakang / pendahuluan suatu karya ilmiah, tips dari saya ini semoga bisa membantu kalian 
1. Identifikasikan mengenai fenomena atau gejala obyek yang akan diteliti 
Misal penelitian tentang pelayanan publik : fenomenanya : adanya keluhan masyarakat tentang lamanya pengurusan izin, maraknya pemberitaan tentang adanya pungli di badan pelayanan publik
2. Lakukan analisis secara teoritis 
Misal : pelayanan publik menurut .... adalah ....harus transparan, tepat waktu, dst....
3. Lakukan analisis empiris terhadap oyek 
jika secara teorinya seperti tersebut diatas, maka benar tidak kondisi dilapangan? jelaskan kondisi pelayanan di badan pelayanan publik yang mau diteliti seperti apa?
4. Temukan masalahnya
Misal : masalahnya adalah kinerja pelayanan kurang baik
5. Uraikan kenapa perlu untuk diteliti dan seberapa penting untuk diteliti 
Misal : perlu diteliti untuk memperbaiki kinerja pelayanan publik

G. Abstrak
     Abstrak merupakan suatu ringkasan yang lengkap dan menjelaskan keseluruhan isi artikel ilmiah. Abstrak ditempatkan pada bagian awal artikel ilmiah. Penulisan abstrak yang baik perlu dipertimbangkan mengingat bagian ini merupakan bagian artikel yang dibaca setelah judul. Sangatlah beralasan, dibaca tidaknya suatu artikel ilmiah tergantung pada kesan yang diperoleh pembaca saat membaca abstraknya. Bagian artikel yang paling sulit dikerjakan adalah abstrak. Abstrak dalam bahasa Inggris merupakan satu kemutlakan yang harus ada (persyaratan dalam akreditasi jurnal ilmiah) (Santoso, 2009).
Abstrak seperti sinopsis. Hanya dengan membaca abstrak, pembaca sudah bisa memahami apa yang ada dalam sebuah tulisan ilmiah. Oleh sebab itu, abstrak harus jelas, singkat, padat dan mudah dipahami (Ahira, 2009).
Sifat-sifat abstrak adalah (Santoso, 2009):
1. Ringkas
2. Jelas
3. Tepat
4. Berdiri sendiri
5. Objektif
     Abstrak harus bersifat informatif dan deskriptif, artinya setiap informasi yang terkandung pada abstrak tersebut harus berdasarkan fakta. Dengan kata lain, sangat tidak diperkenankan untuk mencantumkan informasi yang tidak ada faktanya yang jelas dalam isi artikel pada suatu abstrak. Abstrak yang baik harus mengandung empat unsur: argumentasi logis perlunya dilakukan observasi atau penelitian untuk memecahkan masalah, pendekatan yang digunakan untuk memecahkan masalah (metode), hasil yang dicapai dalam penelitian serta kesimpulan yang diperoleh. Setiap unsur hendaknya diungkapkan dalam kalimat yang singkat dan jelas, dengan demikian keseluruhan abstrak menjadi tidak terlalu panjang (Santoso, 2009).
Abstrak berisi pernyataan ringkas dan padat tentang ide-ide yang paling penting. Abstrak memuat masalah dan tujuan penelitian, prosedur penelitian (untuk penelitian kualitatif termasuk deskripsi tentang subjek yang diteliti)dan ringkasan hasil penelitian (bila dianggap perlu, juga simpulan dan implikasi). Tekanan diberikan pada hasil penelitian. Hal-hal lain seperti hipotesis, pembahasan dan saran tidak perlu disajikan (Ahira, 2009).
Fungsi abstrak adalah untuk memberikan informasi kepada pembaca perihal hasil penelitian yang telah dibuat. Uraian yang hanya satu halaman tersebut memudahkan abstrak untuk dimasukkan dalam jaringan internet. Hal ini dilakukan untuk memudahkan anda mengetahui hasil penelitian tanpa harus membaca keseluruhan penelitian yang berlembar-lembar. Sehingga dengan adanya abstrak dapat membantu mencari referensi penelitian yang dicari

H. Kesimpulan
     Cara Membuat Kesimpulan mudah sekali sebenarnya asal tau apa saja yang harus terkandung atau terdapat dalam sebuah kesimpulan. Dalam sebuah kesimpulan biasanya dibentul dalam poin-poin yang kemudian di bawahnya ditambahkan juga saran dari penulis. Biasanya antar satu sekolah dengan sekolah lain dan antara satu kampus dengan kampus lain memiliki format penulisan yang berbeda-beda, tapi sekalipun demikian tetap ada format baku yang bisa sama pada semua isntansi.
     Dalam membuat makalah ada beberapa unsur yang harus masuk di dalamnya agar sesuai dengan standar umum pembuatan makalah, yaitu :
1. Isi dalam kesimpulan harus berupa analisis dari kajian pustaka dan juga interpretasi dari tema yang mana bentukanya dapat berupa implikasi (kesimpulan berdasar data) dan dapat juga berupa inferensi (kesimpulan berdasar referensi)
2. Isi dalam kesimpulan sebaiknya mengandung saran-saran yang ditujukan kepada pembaca
3. Kesimpulan makalah sebaiknya dibuat dengan menggambarkan secara singkat isi dari karya ilmiah yang telah dijelaskan sebelumnya.
4. Dalam membuat kesimpulan karya tulis ilmiah, hindari menyimpulkan materi yang tidak dibahas dalam pembahasan makalah.