Pages

Rabu, 16 Desember 2015

Cara Membuat WBS Sesuai Dengan Penulisan Ilmiah

    WBS adalah suatu metode pengorganisaian proyek menjadi struktur pelaporan hierarkis. WBS digunakan untuk melakukan Breakdown atau memecahkan tiap proses pekerjaan menjadi lebih detail hal ini dimaksudkan agar proses perencanaan proyek memiliki tingkat yang lebih baik. WBS disusun bedasarkan dasar pembelajaran seluruh dokumen proyek yang meliputi kontrak, gambar-gambar, dan spesifikasi. Proyek kemudian diuraikan menjadi bagian-bagian dengan mengikuti pola struktur dan hirarki tertentu menjadi item-item pekerjaan yang cukup terperinci, yang disebut sebagai Work Breakdown Structure.

Pada prinsipnya Work Breakdown Structure (WBS) adalah pemecahan atau pembagian pekerjaan ke dalam bagian yang lebih kecil (sub-kegiatan), alasan perlunya WBS adalah :
Pengembangan WBS di awal Project Life Cycle memungkinkan diperolehnya pengertian cakupan proyek dengan jelas, dan proses pengembangan WBS ini membantu semua anggota untuk lebih mengerti tentang proyek selama tahap awal.
WBS membantu dalam pengawasan dan peramalan biaya, jadwal, dan informasi mengenai produktifitas yang meyakinkan anggota manajemen proyek sebagai dasar untuk membuat perundingan. 

Ada empat macam bentuk dasar dari WBS yang biasa digunakan dalam proses pembuatan aplikasi penggajian, yaitu :

1. Linear
    Linear merupakan struktur yang hanya mempunyai satu rangkaian cerita yang berurut. Struktur ini menampilkan satu demi satu tampilan layar secara berurut menurut urutannya dan tidak diperbolehkan adanya percabangan. Tampilan yang dapat ditampilkan adalah satu halaman sebelumnya atau satu halaman sesudahnya.
2. Hirarki
   Struktur hirarki merupakan suatu struktur yang mengandalkan percabangan untuk menampilkan data berdasarkan kriteria tertentu. Tampilan pada menu pertama akan disebut sebagai Master Page atau halaman utama. Halaman utama ini akan mempunyai halaman percabangan yang dikatakan Slave Page atau halaman pendukung. Jika salah satu halaman pendukung diaktifkan, maka tampilan tersebut akan bernama Master Page, halaman utama kedua. Pada struktur penjejakan ini tidak diperkenankan adanya tampilan secara linear.
3. Non Linear
   Pada struktur non linear diperkenankan membuat penjejakan bercabang. Percabangan ini berbeda dengan percabangan pada struktur hirarki. Pada navigasi non linear walaupun terdapat percabangan tetapi tiap-tiap tampilan mempunyai kedudukan yang sama tidak ada pada master page dan slave page.

4. Campuran (Composite)
     Struktur penjejakan campuran merupakan gabungan dari ketiga struktur sebelumnya.


Berikut ini adalah struktur WBS pada Pulisan Ilmiah saya, dimana untuk langkah pertama dimulai dengan Login, kemudian mencari barang yang diinginkan dengan memilih list yang dituju. Setelah mendapatkan barang yang diinginkan kemudian kita ke fase pengorderan, pada fase ini barang yang sudah dipesan akan segera diproses untuk dikirimkan. Kemudian untuk mengakhiri segala aktifitas jual beli kita bisa melogout akun.


Jumat, 13 November 2015

JARINGAN KOMPUTER PADA TELEMATIKA


1. Peranan jaringan komputer pada telematika 
   Jaringan komputer adalah sekumpulan komputer, serta perangkat-perangkat lain pendukung komputer yang saling terhubung dalam suatu kesatuan. Secara umum jaringan komputer mempunyai beberapa peranan dalam telematika, diantaranya sebagai berikut :
a. Jaringan komputer memungkinkan manajemen sumber daya lebih efisien. Misalnya, banyak pengguna dapat saling berbagi printer tunggal dengan kualitas tinggi, dibandingkan memakai printer kualitas rendah di masing-masing meja kerja. Selain itu, lisensi perangkat lunak jaringan dapat lebih murah dibandingkan lisensi stand-alone terpisah untuk jumlah pengguna sama.
b.  Reliabilitas tinggi, jaringan  komputer memungkinkan kita untuk mengkopykan data-data ke dua atau tiga  omputer, bahkan lebih. Dengan demikian,apa bila salah satu  omputer rusak dan data-data yang disimpan didalamnya hilang,kita masih dapat menggunakan data yang disimpan di  omputer lain. Hal ini akan menguntungkan karena kita terhamabat, meskipun ada komputer yang rusak ataupun data-data yang hilang.
c.  Jaringan komputer membantu mempertahankan informasi agar tetap andal dan up-to-date. Sistem penyimpanan data terpusat yang dikelola dengan baik memungkinkan banyak pengguna mengaskses data dari berbagai lokasi yang berbeda, dan membatasi akses ke data sewaktu sedang diproses.
d. Sarana komunikasi, jaringan komputer dapat dimanfaatkan oleh perusahaan atau organisasi. Misalnya, ketika memberikan pengumuman rapat, pemimpin perusahaan tidak perlu mengirim surat kepada seluruh stafnya. Pemimpin perusahaan cukup mengirim undangan jaringan komputer yang ada.
e.   Jaringan komputer memungkinkan kelompok-kerja berkomunikasi dengan lebih efisien. Surat dan penyampaian pesan elektronik merupakan substansi sebagian besar sistem jaringan, disamping sistem penjadwalan, pemantauan proyek, konferensi online dan groupware, dimana semuanya membantu team bekerja lebih produktif.

2. Cara mencegah gangguan pada jaringan computer sebagai sarana telematika
    Untuk menghindari  adanya gangguan atau ancaman pada jaringan komputer baik ancaman dari dalam maupun dari luar dapat diantisipasi menggunakan sistem IDS. Intrusion Detection System ( IDS ) digunakan untuk mendeteksi aktivitas yang mencurigakan dalam sebuah sistem atau jaringan. Intrusion adalah aktivitas tidak sah atau tidak diinginkan yang mengganggu konfidensialitas, integritas dan atau ketersediaan dari informasi yang terdapat di sebuah sistem. IDS akan memonitor lalu lintas data pada sebuah jaringan atau mengambil data dari berkas log. IDS akan menganalisa dan dengan algoritma tertentu akan memutuskan untuk memberi peringatan kepada seorang administrator jaringan atau tidak.
Jenis-jenis IDS:
a. Network-based Intrusion Detection System (NIDS): Network intrusion detection systems adalah jenis IDS yang bertanggung jawab untuk mendeteksi serangan yang berkaitan dengan jaringan[4]. NIDS umumnya terletak di dalam segmen jaringan penting di mana server berada atau terdapat pada “pintu masuk” jaringan. Kelemahan NIDS adalah bahwa NIDS agak rumit diimplementasikan dalam sebuah jaringan yang menggunakan switch Ethernet, meskipun beberapa vendor switch Ethernet sekarang telah menerapkan fungsi IDS di dalam switch buatannya untuk memonitor port atau koneksi.
b. Host-based Intrusion Detection System (HIDS): Aktivitas sebuah host jaringan individual akan dipantau apakah terjadi sebuah percobaan serangan atau penyusupan ke dalamnya atau tidak. HIDS seringnya diletakkan pada server-server kritis di jaringan, seperti halnya firewall, web server, atau server yang terkoneksi ke Internet.
c. Stack-based Intrusion Detection System (SIDS): SIDS merupakan pengembangan lebih lanjut dari HIDS. Paket-paket data akan dievaluasi ketika melewati layer-layer TCP/IP. Dengan metode ini, SIDS mampu memeriksa paket sebelum aplikasi menggunakan atau mengeksekusi paket tersebut. Implementasi dari SIDS sangat bergantung pada tiap-tiap sistem operasi
d. Signature-based Intrusion Detection System: IDS tipe ini bekerja berdasarkan ciri khas (signature / tanda tangan) dari sebuah pola serangan. Signauer-based IDS akan membandingkan pola pada tiap event dengan pola serangan yang telah diketahui yang tersimpan dalam database.
Signature-based IDS dianggap hanya mampu mendeteksi serangan jika pola serangan tersebut sudah diketahui sebelumnya. Dengan demikian, jika database penyimpanan pola serangan tidak diupdate secara teratur, serangan jenis baru bisa lolos dari pengawasan. Meskipun demikian, signatured-based IDS mampu mendeteksi serangan baru yang memiliki karakteristik sama dengan pola serangan lama, misalnya mengakses 'cmd.exe' via request HTTP GET. Tetapi untuk serangan yang benar-benar baru, teknik ini memiliki banyak celah, sehingga penting untuk tetap update database.
e. Anomaly-based Intrusion Detection System: Anomaly-based IDS memeriksa traffic keluar, aktivitas, transaksi dan perilaku sebuah jaringan, untuk memeriksa adanya penyusup atau penyerang dengan mendeteksi adanya anomali. Prinsip utamanya adalah, "Perilaku penyerang akan berbeda dengan perilaku pengguna normal." Dengan demikian, administrator sistem yang bersangkutan harus mendefinisikan perilaku dan keadaan normal kepada sistem IDS. Point-point yang perlu didefinisikan antara lain, protokol jaringan, banyaknya traffic, ukuran paket data normal, dan lain-lain

3. Layanan penunjang telematika
    Pada saat ini media informasi sudah banyak berkembang. Teknologi telematika yang telah berkembang mampu menyampaikan suatu informasi melalui media yang semakin canggih. Telematika adalah singkatan dari Telekomunikasi dan Informatika. Ini merupakan suatu bentuk hubungan saling bertukar informasi dari pihak yang satu kepada pihak yang lain. Layanan Telematika itu adalah Layanan dial up ke jaringan internet maupun semua jenis jaringan yang didasarkan pada sistem telekomunikasi untuk mengirimkan data. Layanan Telematika (dalam bhs.Inggris disebut juga Telematics Services) dewasa ini sudah banyak digunakan oleh pemerintah Indonesia untuk menunjang kebutuhan dan kenyamanan masyarakat.
Dari berbagai sumber yang saya baca jenis-jenis layanan telematika itu dibagi menjadi:
a. Layanan Informatika di Bidang Informasi
 Penggunaan telematika dan aliran informasi harus berjalan seimbang dan penggunaanya harus ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, termasuk pemberantasan kemiksinan dan kesenjangan, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Selain itu, teknologi telematika juga harus diarahkan untuk menjembatani kesenjangan politik dan budaya serta meningkatkan keharmonisan di kalangan masyarakat. Salah satu fasilitas bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi yaitu melalui internet dan telefon. Ada baiknya bila fasilitas publik untuk mendapatkan informasi terus dikembangkan, seperti warnet dan wartel. Warung Telekomunikasi dan Warung Internet ini secara berkelanjutan memperluas jangkauan pelayanan telepon dan internet, baik di daerah kota maupun desa, bagi pelanggan yang tidak memiliki akses sendiri di tempat tinggal atau di tempat kerjanya.
b. Layanan Telematika di Bidang Keamanan
 Layanan keamanan merupakan layanan yang menyediakanan keamanan informasi dan data. Layanan ini terdiri dari enkripsi, penggunaan protokol, penentuan akses control dan audit. Layanan keamanan memberikan fasilitas yang berfungsi untuk memantau dan memberikan informasi bila ada sesuatu yang berjalan atau beroperasi tidak sesuai dengan fungsinya. dengan kata lain layanan ini sangat penting untuk menjaga suatu data dalam jaringan agar tidak mudah terhapus atau hilang.
Kelebihan dari layanan ini adalah dapat mengurangi tingkat pencurian dan kejahatan. Contoh layanan keamanan yaitu:
    1.  navigation assistant
    2.  weather,stock information
    3.  entertainment and M-commerce
    4.  penggunaan Firewall dan Antivirus
c. Layanan Context Aware dan Event-Based Context-awareness
 Layanan Context Aware dan Event-Based Context-awareness merupakan kemampuan layanan network untuk mengetahui berbagai konteks, yaitu kumpulan parameter yang relevan dari pengguna (user) dan penggunaan network itu, serta memberikan layanan yang sesuai dengan parameter-parameter itu. Beberapa konteks yang dapat digunakan antara lain lokasi user, data dasar user, berbagai preferensi user, jenis dan kemampuan terminal yang digunakan user. 
d. Layanan Perbaikan Sumber (Resource Discovery Service)
 Resource Discovery Service (RDS) adalah sebuah layanan yang berfungsi untuk penemuan layanan utilitas yang diperlukan.  RDS juga berfungsi dalam pengindeksan lokasi layanan utilitas untuk mempercepat kecepatan penemuan. Layanan perbaikan sumber yang dimaksud adalah layanan perbaikan dalam sumber daya manusia (SDM). SDM telematika adalah orang yang melakukan aktivitas yang berhubungan dengan telekomunikasi, media, dan informatika sebagai pengelola, pengembang, pendidik, dan pengguna di lingkungan pemerintah, dunia usaha, lembaga pendidikan, dan masyarakat pada umunya. Konsep pengembangan sumber daya manusia di bidang telematika ditujukan untuk meningkatkan kualitas, kuantitas dan pendayagunaan SDM telematika dengan tujuan untuk mengatasi kesenjangan digital, kesenjangan informasi dan meningkatkan kemandirian masyarakat dalam pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi secara efektif dan optimal.





Referensi :
http://rap0501.blogspot.co.id/2014/11/berbagai-macam-layanan-telematika.html
http://ecgalery.blogspot.co.id/2010/06/ids-intrusion-detection-system.html



Kamis, 15 Oktober 2015

Telematika

   Telematika merupakan adopsi dari bahasa Prancis yang sebenarnya adalah “TELEMATIQUE” yang kurang lebih dapat diartikan sebagai bertemunya sistem jaringan komunikasi dengan teknologi informasi. Pertama kali istilah Telematika digunakan di Indonesia adalah pada perubahan pada nama salah satu laboratorium telekomunikasi di ITB pada tahun 1978.
   Cikal bakal Laboratorium Telematika berawal pada tahun 1960-an. Sempat berganti-ganti nama mulai dari Laboratorium Switching lalu Laboratorium Telekomunikasi Listrik. Seiring perjalanan waktu dan tajamnya visi para pendiri, pada tahun 1978 dilakukan lagi perubahan nama menjadi Laboratorium Telematika. Ketika itu, nama Telematika tidak sepopuler seperti sekarang. Pada tahun 1978 itulah, di Indonesia, istilah Telematika pertama kali dipakai. Para praktisi mengatakan bahwa TELEMATICS merupakan perpaduan dari dua kata yaitu dari “TELECOMMUNICATION and INFORMATICS” yang merupakan perpaduan konsep Computing and Communication. Istilah telematika juga dikenal sebagai “the new hybrid technology” karena lahir dari perkembangan teknologi digital. Dalam wikipedia disebutkan bahwa Telematics juga sering disebut dengan ICT (Information and Communications Technology).

I. Fungsi & Peranan Telematika
A. Fungsi Telematika
1. Penyampaian Informasi
  Telematika digunakan sebagai penyampai informasi agar orang yg membutuhkan informasi dapat memporoleh informasi dengan cepat dan akurat. Bertambahnya informasi dapat meningkatkan pengetahuan manusia dan keterampilan hidup, menambah kecerdasan, meningkatkan kesadaran dan wawasan.
2. Sarana Kontak Hidup Bermasyarakat
   Interaksi antar manusia dapat menimbulkan kebersamaan dan kesatuan yang akan menimbulkan kerjasama. Telematika menjadi penghubung diantara manusia, walaupun mereka tersebar dimana-mana.
3. Sebagai sarana pembangunan
   Telematika memberikan dukungan terhadap manajemen dan pelayanan kepada masyarakat berupa sarana telekomunikasi yang memuahkan masyarakat saling berinteraksi tanpa terhalang jarak. Dengan telematika, proses komunikasi menjadi mudah sehingga mudah pula untuk menyebarkan informasi dari satu daerah ke daerah lain.
4. Pemersatu bangsa
   Teknologi telematika mampu menyatukan bangsa melalui pengembangan sistem informasi yang menghubungkan semua institusi dan area dengan cepat tanpa terhalang jarak daerah masing-masing. Dengan adanya teknologi telematika setiap instansi pemerintahan dapat dengan mudah menjalin kerja sama dengan instansi pemerintahan lainnya sehingga keharmonisan berbagai instansi pemerintahan dapat terjaga.


B. Peranan Telematika diberbagai bidang
1. Bidang ekonomi
   E-commerce ( transaksi jual beli secara elektronik ) merupakan suatu proses pembelian, penjualan, mentransfer, atau pertukaran produk, jasa, atau informasi melalui jaringan komputer termasuk internet.
2. Pendidikan
   E-learning ( pendidikan terbuka dengan metode jarak jauh ) merupakan contoh dari berkembangnya dunia pendidikan dari cara konvensional (tatap muka di kelas) ke cara yang lebih terbuka melalui internet. Hal ini dapat terjadi karena adanya teknologi telematika yang dapat menghubungkan pengajar dengan muridnya.
3. Bidang ketahanan militer
   Setiap negara dituntut untuk bisa melindungi wilayahnya, dengan canggihnya teknologi telematika maka dapat dimanfaatkan oleh setiap negara untuk mengamankan ancaman atau serangan dari dalam maupun dari luar negeri untuk terciptanya kedaulatan negara tersebut.
4. Administrasi Pemerintahan
   E-Government (admnistrasi pemerintahan secara elektronik) adalah penggunaan teknologi informasi yang dapat meningkatkan hubungan antara Pemerintah dan pihak-pihak lain. Contoh nyata dari program e-government ini adalah adanya badan khusus yang mengurus hal – hal berkaitan dengan telematika yaitu Tim Koordinasi Telematika Indonesi (TKTI). Tim ini bertugas untuk mengkoordinasikan perencanaan dan mempelopori kegiatan dalam rangka meningkatkan perkembangan dan pendayagunaan telematika di Indonesia.

II. Penyebab Telematika Semakin Berkembang
1. Kemajuan Teknologi
   Kemajuan teknologi yang sangat pesat menjadi salah satu penyebab berkembangnya kemajuan di bidang telematika. Sebagai contoh pesatnya perkembangan computer  turut menjadi factor penting terjadinya perkembangan telematika.
2. Teknologi Digital
   Telematika merupakan sarana komunikasi jarak jauh melalui media elektromagnetik. Teknologi digital memungkinkan untuk mentransmisikan sejumlah besar informasi dalam sekejap, dengan jangkauan seluruh dunia, dan dalam berbagai cara, yaitu dengan perantara suara (telepon, musik), huruf, gambar dan data atau kombinasi-kombinasinya.
3. Faktor kebutuhan teknologi
   Kebutuhan manusia akan teknologi yang canggih merupakan faktor berkembangnya telematika berikutnya, untuk mempermudah pekerjaannya manusia dituntut untuk selalu berinovasi mencari dan menciptakan teknologi terkini sehingga telematika dengan otomatis akan mengalami perkembangan dengan sendirinya.

III. Aplikasi - aplikasi Telematika
   Telematika menggunakan teknologi pengiriman, penerimaan dan penyimpanan informasi melalui perangkat telekomunikasi dalam hubungannya dengan pengaruh pengendalian/control pada objek jarak jauh. Dalam penerapan di bidang navigasi, telematika membutuhkan perangkat GPS sebagai perangkat pengiriman data, lalu data telematika diterima oleh layanan (vendor) seluler dan di teruskan ke pelangggan . Kemudian data telematika disimpan oleh pelanggan di device telekomunikasi seperti handphone, pda, dan smartphone.

Berikut adalah beberapa contoh dari penerapan telematika dalam bidang komputer : 
1. E-mail (Electronic Mail). Dengan aplikasi sederhana seperti email maka seseorang yang berada di suatu tempat dapat tetap berkomunikasi dengan orang lain pada tempat lain. Selain itu, dengan email, orang dapat mengirimkan berbagai informasi yang cukup banyak, yang tidak mungkin dapat dilakukan dengan media komunikasi yang lain. 
2. E-dagang dapat melibatkan transfer dana elektronik, pertukaran data elektronik, sistem manajemen inventori otomatis, dan sistem pengumpulan data otomatis. 
3. Perpustakaan Elektronik : Perpustakaan yang biasanya berisikan buku-buku dengan adanya telematika dengan mudah mengubah konsep perpustakaan yang pasif menjadi agresif dalam interaksi dengan penggunanya. Home Page The Liblary of Congress merupakan salah satu perpustakaan terbesar di dunia. Saat ini sebagaian informasi yang ada di perpustakaan itu dapat di akses melalui internet.
4. E-banking, adalah transaksi keuangan antara personal / perorangan dengan organisasi lainnya dan juga dengan bank yang berkaitan tanpa adanya uang fisik yang terlibat.
5. E-commerce (Electronic commerce atauPerdagangan elektronik), adalah penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui sistem elektronik seperti internet atau televisi, www, atau jaringan komputer lainnya.

IV. Cara Menghindari Dampak Negatif Telematika
   Setiap perkembangan ilmu teknologi tentu saja akan menimbulkan berbagai dampak yang selalu mengiringi kemajuan teknologi tersebut, baik itu dampak positif maupu dampak negatif. Dampak positif teknologi tentu saja akan membantu banyak orang tetapi dampak negatif tentu saja bakal banyak merugikan banyak org, untuk itu cara menghindari  dampak perkembangan telematika diantaranya adalah :
1. Selalu memakai teknologi sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan.
2.Tidak menjadikan teknologi informasi sebagai media atau sarana satu-satunya dalam pembelajaran, misalnya kita tidak hanya mendownload e-book, tetapi masih tetap membeli buku-buku cetak, tidak hanya berkunjung ke digital library, namun juga masih berkunjung ke perpustakaan.
3. Mempertimbangkan pemakaian teknologi informasi dalam pendidikan, khususnya untuk anak di bawah umur yang masih harus dalam pengawasan ketika sedang melakukan pembelajaran dengan teknologi informasi. Analisis untung ruginya pemakaian
4. Pemerintah sebagai lembaga yang mempunyai wewenang dalam pembuatan regulasi untuk membentuk sebuah peraturan atau undang-undang dalam melindungi para pengguna layanan telematika dari hal-hal yang dapat merugikan para pengguna layanan telematika tersebut. 




Ref :
https://id.wikipedia.org/wiki/Telematika
http://agus-susilo-d.blogspot.co.id/2015/10/pengantar-telematika-tugas-1-pengantar.html
http://ibambio.blogspot.co.id/2015/10/pengantar-telematika-tugas-1.html


Senin, 01 Juni 2015

SISTEMATIKA PENULISAN

     Banyak orang yang pemula dalam menulis karya ilmiah ini bingung mencari-cari judul yang tepat. Judul yang dibuat oleh pemula biasanya cenderung singkat dan kurang mencakup isi penelitiannya. Oleh karena itu disini saya akan berbagi beberapa cara yang membantu membuat judul karya ilmiah yang bagus, tepat dan mencakup semua isi penelitian.
A. Judul
     Cara membuat judul karya ilmiah yang baik dan benar adalah dengan memperhatikan hal-hal seperti dibawah ini :
1. Untuk membuat judul karya ilmiah yang baik dan benar adalah menentukan tema judul. Misalnya
dalam bidang pendidikan, teknologi, kesehatan, pertanian dan lain lain.
2. Untuk membuat judul karya ilmiah yang baik dan benar adalah menentukan objek yang akan diteliti. Misalnya dalam tema pertanian kita memilih kacang hijau sebagai objek. Sebaiknya dalam memilih objek penelitian peneliti sebaiknya memilih objek yang disukai agar semangat dalam mengerjakannya.
3.Untuk membuat judul karya ilmiah yang baik dan benar adalah menemukan apa  yang akan diteliti dari objek yang dipilih. Misalnya pengaruhnya, kualitasnya, manfaatnya, dan lain-lain.
4. Untuk membuat judul karya ilmiah yang baik dan benar adalah mencari bagian mana dari objek yang akan kamu teliti. Misalnya daun, batang akar, maupun semua bagian tumbuhan itu.
5. Untuk membuat judul karya ilmiah yang baik dan benar adalah menentukan media yang dijadikan sehingga kita dapat menghubungkan apa yang diteliti dengan bagian yang diteliti.  Seperti cahaya matahari, air, pembangunan nasional dan lain-lain.
6. Untuk membuat judul karya ilmiah yang baik dan benar adalah membuat kalimat yang tepat dalam menggabungkan tema, objek, sesuatu yang diteliti, bagian yang diteliti dan medianya.

B. Tema
     Buatlah tema penelitian semenarik mungkin agar penelitian Anda bisa dipertimbangkan, baik oleh pembimbing Anda di kampus maupun oleh forum donor nan akan membiayai penelitian ilmiah Anda. Tema biasanya dibentuk dalam sebuah judul dengan menggunakan dua variabel.
Di dalam langkah metode ilmiah pertama ini, dua variabel nan digukana mesti berhubungan, namun interaksi itu tak selamanya harus merupakanhubungan karena akibat. Contohnya, “Lambang Partai A Ditinjau dari Pendekatan Semiotika”. Lambang partai A sebagai variabel pertama, sedangkan semiotika sebagai varibel kedua.
Sedangkan nan menunjukkan karena dampak misalnya, “Pengaruh Rokok Terhadap Kesehatan”, “Manfaat Pendidikan Bagi Anak Usia Muda".

C. Daftar Isi
     Penulisan karya ilmiah harus sinkron denga kaidah penulisan nan benar, termasuk buat menulis daftar isi skripsi. Penulisan daftar isi memang terlihat sangat mudah], namun ternyata bagian ini harus dibuat dengan sangat hati-hati. Daftar isi ialah peta buat sebuah sebuah skripsi.
Pertanyaannya, seperti apa dan harus bagaimana mahasiswa membuat daftar isi? Berikut penulis uraikan tentang tata cara penulisan daftar isi nan sahih sinkron kaidah penulisan skripsi ialah sebagai berikut.
1. Judul Bab menggunakan angka romawi.
2. Judul Subbab menggunakan angka latin dengan mengacu pada nomorbab atau sub bab nan      menjadi bahasannya. Misal,
1. II ...... (Judul Bab)
2. 2.1 .... (Judul Subbab)
3. 2.1.1 ... (judul Sub-Subbab)
3. Penulisan Judul Bab harus di-bold (Boleh Modal atau Modal Undercase)
4. Pemberian nomor halaman di daftar isi harus disesuaikan dengan halaman nan terdapat dalam isi  skripsi

D. Metode Penelitian
     Metode penelitian nan akan digunakan. Secara generik metode itu dibagi menjadi dua, yakni kuantitafi dan kualitatif. Dalam menggunakan meteode kuantitatif, Anda wajib menguji variabel nan ada dalam tema penelitian Anda. Jika Anda menulis judul penelitian “Pengaruh Iklan Terhadap Minat Membeli Suatu Produk”, maka Anda harus sampai pada putusan apakah ada interaksi atau tak antara iklan dengan minat membeli.
Metode kualitatif sendiri lebih pada penyusunan argumentasi rasional dalam mengkaji tema penelitian. Tidak ada uji variabel seperti kuantitatif, metode kualitatif membuka kemungkinan bahwa hasil dari penelitian nan Anda lakukan bisa dikembangkan dengan penelitian nan lain. Inilah langkah metode ilmiah kelima nan mesti ada.

E. Identifikasi Masalah
     Untuk menjawab tema nan akan Anda angkat, maka perlu ada identifikasi masalah penelitian. Inilah langkah metode ilmiah nan ketiga. Identifikasi ini biasanya disusun dengan menggunakan kalimat pernyataan (seperti judul, kemudian diikuti dengan bagian pertanyaan).
Identifikasi nan baik bukan berarti nan disusun dengan banyak pertanyaan. Paling tidak, Anda dapat menyusun dua pertanyaan identifikasi masalah, sehingga penelitian Anda tak terlalu memakan banyak waktu dan biaya. Setelah identifikasi, biasanya dilanjutkan dengan kegunaan serta tujuan penelitian.

F. Menyusun Pendahuluan
     Sudah jamak diketahui, langkah metode ilmiah kedua nan selalu dilakukan ialah menyusun pendahuluan. Karena itu, susunlah pendahuluan dengan menggunakan argumentasi nan menarik. Pendahuluan ini lazim disebut sebagai latar belakang masalah.
Anda tak perlu panjang lebar menyusunnya, nan terpenting ialah dengan pendahuluan itu Anda bisa menjelaskan maksud dari tema penelitian ilmiah nan Anda angkat. Anda dapat juga menampilkan contoh kasus nan konkret sebagai perbandingan dalam pedahuluan tersebut.
Dalam memulai menulis suatu karya ilmiah tentunya kita perlu menyampaikan sebuah latar belakang penelitian atau pendahuluan. Nah bagi yang kesulitan dalam menyusun latar belakang / pendahuluan suatu karya ilmiah, tips dari saya ini semoga bisa membantu kalian 
1. Identifikasikan mengenai fenomena atau gejala obyek yang akan diteliti 
Misal penelitian tentang pelayanan publik : fenomenanya : adanya keluhan masyarakat tentang lamanya pengurusan izin, maraknya pemberitaan tentang adanya pungli di badan pelayanan publik
2. Lakukan analisis secara teoritis 
Misal : pelayanan publik menurut .... adalah ....harus transparan, tepat waktu, dst....
3. Lakukan analisis empiris terhadap oyek 
jika secara teorinya seperti tersebut diatas, maka benar tidak kondisi dilapangan? jelaskan kondisi pelayanan di badan pelayanan publik yang mau diteliti seperti apa?
4. Temukan masalahnya
Misal : masalahnya adalah kinerja pelayanan kurang baik
5. Uraikan kenapa perlu untuk diteliti dan seberapa penting untuk diteliti 
Misal : perlu diteliti untuk memperbaiki kinerja pelayanan publik

G. Abstrak
     Abstrak merupakan suatu ringkasan yang lengkap dan menjelaskan keseluruhan isi artikel ilmiah. Abstrak ditempatkan pada bagian awal artikel ilmiah. Penulisan abstrak yang baik perlu dipertimbangkan mengingat bagian ini merupakan bagian artikel yang dibaca setelah judul. Sangatlah beralasan, dibaca tidaknya suatu artikel ilmiah tergantung pada kesan yang diperoleh pembaca saat membaca abstraknya. Bagian artikel yang paling sulit dikerjakan adalah abstrak. Abstrak dalam bahasa Inggris merupakan satu kemutlakan yang harus ada (persyaratan dalam akreditasi jurnal ilmiah) (Santoso, 2009).
Abstrak seperti sinopsis. Hanya dengan membaca abstrak, pembaca sudah bisa memahami apa yang ada dalam sebuah tulisan ilmiah. Oleh sebab itu, abstrak harus jelas, singkat, padat dan mudah dipahami (Ahira, 2009).
Sifat-sifat abstrak adalah (Santoso, 2009):
1. Ringkas
2. Jelas
3. Tepat
4. Berdiri sendiri
5. Objektif
     Abstrak harus bersifat informatif dan deskriptif, artinya setiap informasi yang terkandung pada abstrak tersebut harus berdasarkan fakta. Dengan kata lain, sangat tidak diperkenankan untuk mencantumkan informasi yang tidak ada faktanya yang jelas dalam isi artikel pada suatu abstrak. Abstrak yang baik harus mengandung empat unsur: argumentasi logis perlunya dilakukan observasi atau penelitian untuk memecahkan masalah, pendekatan yang digunakan untuk memecahkan masalah (metode), hasil yang dicapai dalam penelitian serta kesimpulan yang diperoleh. Setiap unsur hendaknya diungkapkan dalam kalimat yang singkat dan jelas, dengan demikian keseluruhan abstrak menjadi tidak terlalu panjang (Santoso, 2009).
Abstrak berisi pernyataan ringkas dan padat tentang ide-ide yang paling penting. Abstrak memuat masalah dan tujuan penelitian, prosedur penelitian (untuk penelitian kualitatif termasuk deskripsi tentang subjek yang diteliti)dan ringkasan hasil penelitian (bila dianggap perlu, juga simpulan dan implikasi). Tekanan diberikan pada hasil penelitian. Hal-hal lain seperti hipotesis, pembahasan dan saran tidak perlu disajikan (Ahira, 2009).
Fungsi abstrak adalah untuk memberikan informasi kepada pembaca perihal hasil penelitian yang telah dibuat. Uraian yang hanya satu halaman tersebut memudahkan abstrak untuk dimasukkan dalam jaringan internet. Hal ini dilakukan untuk memudahkan anda mengetahui hasil penelitian tanpa harus membaca keseluruhan penelitian yang berlembar-lembar. Sehingga dengan adanya abstrak dapat membantu mencari referensi penelitian yang dicari

H. Kesimpulan
     Cara Membuat Kesimpulan mudah sekali sebenarnya asal tau apa saja yang harus terkandung atau terdapat dalam sebuah kesimpulan. Dalam sebuah kesimpulan biasanya dibentul dalam poin-poin yang kemudian di bawahnya ditambahkan juga saran dari penulis. Biasanya antar satu sekolah dengan sekolah lain dan antara satu kampus dengan kampus lain memiliki format penulisan yang berbeda-beda, tapi sekalipun demikian tetap ada format baku yang bisa sama pada semua isntansi.
     Dalam membuat makalah ada beberapa unsur yang harus masuk di dalamnya agar sesuai dengan standar umum pembuatan makalah, yaitu :
1. Isi dalam kesimpulan harus berupa analisis dari kajian pustaka dan juga interpretasi dari tema yang mana bentukanya dapat berupa implikasi (kesimpulan berdasar data) dan dapat juga berupa inferensi (kesimpulan berdasar referensi)
2. Isi dalam kesimpulan sebaiknya mengandung saran-saran yang ditujukan kepada pembaca
3. Kesimpulan makalah sebaiknya dibuat dengan menggambarkan secara singkat isi dari karya ilmiah yang telah dijelaskan sebelumnya.
4. Dalam membuat kesimpulan karya tulis ilmiah, hindari menyimpulkan materi yang tidak dibahas dalam pembahasan makalah.

Minggu, 26 April 2015

DATA

1. Pengertian Data
      Data adalah sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan masih memerlukan adanya suatu pengolahan. Data bisa berujut suatu keadaan, gambar, suara, huruf, angka, matematika, bahasa ataupun simbol-simbol lainnya yang bisa kita gunakan sebagai bahan untuk melihat lingkungan, obyek, kejadian ataupunsuatu konsep.

Jenis-jenis data dapat dibagi berdasarkan sifatnya, sumbernya, cara memperolehnya, dan waktu pengumpulannya. Menurut sifatnya, jenis-jenis data yaitu:
• Data Kualitatif: data kualitatif adalah data yang tidak berbentuk angka, misalnya: Kuesioner Pertanyaan tentang suasana kerja, kualitas pelayanan sebuah rumah sakit atau gaya kepemimpinan, dll.
• Data Kuantitatif: data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka, misalnya: harga saham, besarnya pendapatan, dll.
Jenis-jenis data menurut sumbernya, antara lain:
• Data Internal: data intenal adalah data dari dalam suatu organisasi yang menggambarkan keadaan organisasi tersebut. Contohnya: suatu perusahaan, jumlah karyawannya, jumlah modalnya, atau jumlah produksinya, dll.
• Data Eksternal: data eksternal adalah data dari luar suatu organisasi yang dapat menggambarkan faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi hasil kerja suatu organisasi. Misalnya: daya beli masyarakat mempengaruhi hasil penjualan suatu perusahaan.
Jenis-jenis data menurut cara memperolehnya, antara lain:
• Data Primer (primary data): data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh perorangan/suatu organisasi secara langsung dari objek yang diteliti dan untuk kepentingan studi yang bersangkutan yang dapat berupa interview, observasi.
• Data Sekunder (secondary data): data sekunder adalah data yang diperoleh/ dikumpulkan dan disatukan oleh studi-studi sebelumnya atau yang diterbitkan oleh berbagai instansi lain. Biasanya sumber tidak langsung berupa data dokumentasi dan arsip-arsip resmi.
Jenis-jenis data menurut waktu pengumpulannya, antara lain:
• Data cross section, yaitu data yang dikumpulkan pada suatu waktu tertentu (at a point of time) untuk menggambarkan keadaan dan kegiatan pada waktu tersebut. Misalnya; data penelitian yang menggunakan kuesioner.
• Data berkala (time series data), yaitu data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu untuk melihat perkembangan suatu kejadian/kegiatan selama periode tersebut. Misalnya, perkembangan uang beredar, harga 9 macam bahan pokok penduduk.

a. Cara Pengumpulan Data
Ada beberapa teknik dalam pengumpulan data yaitu angket, wawancara, observasi, studi komunikasi, dan teknik lainnya. 
1. Angket
Angket adalah teknik pengumpulan data dengan menyerahkan atau mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi sendiri oleh Responden dan responden itu merupakan orang yang memberikan tanggapan atau jawaban atas pertanyaan – pertanyaan yang diajukan. Untuk dapat menggunakan teknik ini responden harus mempunyai tingkat pendidikan yang memadai untuk dapat membaca dan menuliskan jawabannya.
2. Wawancara 
Wawancara (interview) adalah pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan – pertanyaan secara langsung oleh pewawancara kepada responden, dan jawaban – jawaban responden dicatat atau direkam dengan alat perekam . Teknik wawancara dapat digunakan pada responden yang buta huruf atau tidak terbiasa membaca dan menulis, termasuk anak-anak.
3. Observasi
Observasi dalam artian sempit adalah pengamatan dengan menggunakan indera penglihatan yang berarti tidak mengajukan pertanyaan-pertanyaan.
4. Studi Dokumentasi
Studi Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan kepada subjek penelitian. Dokumen yang diteliti dapat berupa berbagai macam , tidak hanya dokumen resmi.

2. Pengertian Variable
        Variabel merupakan segala sesuatu yang hendak dijadikan sebagai objek pengamatan di dalam sebuah penelitian. Jadi pengertian yang biasa didapatkan dari definisi tersebut adalah bahwa di dalam sebuah penelitian ada sesuatu yang memang menjadi sasaran, misalnya variabel itu tadi. Sehingga variabel merupakan suatu fenomena yang menjadi perhatian di dalam penelitian yang di ukur atau diobservasi.

Macam-macam dari variabel
a. Variabel Independen
     Variabel yang bisa menjadi sebab perubahannya / bisa mempengaruhi / menimbulkan variabel dependen.
b. Variabel Dependen
Variabel yang bisa dipengaruhi / akibat yang dikarenakan adanya variabel bebas. Misalnya seperti : pengaruh dari ikan terhadap motivasi pembelian. Jadi ikan = variabel independen, sementara motivasi pembelian = variabel dependen.
c. Variabel Moderator
       Adalah salah satu variabel yang bisa mempengaruhi, baik itu memperkuat maupun memperlemah hubungan di antara variabel dependen dan independen. Selain itu variabel ini juga sering disebut dengan variabel independen kedua. Misalnya seperti : Anak merupakan variabel yang memperkuat hubungan di antara suami istri. Jadi yang menjadi pihak ketiga yaitu variabel yang memperlemah hubungan antara suami istri.
d. Variabel Intervening
    Adalah variabel yang bisa menghubungkan di antara variabel Independen dengan variabel dependen yang bisa memperlemah atau memperkuat hubungan akan tetapi tidak bisa diukur atau diamati. Misalnya seperti : Hubungan di antara (Independen) kualitas pelayanan dengan (Intervening) kepuasan konsumen dan juga (Dependen) loyalitas.
d. Variabel Kontrol
    Adalah variabel yang dibuat atau dikendalikan konstan, sehingga pengaruh dari variabel independen dengan dependen tidak dipengaruhi oleh faktor eksternal yang tidak diteliti. Misalnya seperti : Adakah perbedaan di antara tenaga penjual yang lulus S1 dan D3, maka harus ditetapkan adanya variabel kontrol yang berupa peralatan yang sama, gaji yang sama dan sebagainya. Sehingga apabila tanpa variabel kontrol tentu akan sulit ditemukan perbedaan penampilan karyawan yang disebabkan oleh faktor pendidikan

3. Pengertian Skala Pengukuran
     Skala pengukuran merupakan hasil pengukuran yang terdiri atas beberapa jenis skala yang bervariasi. Pengukuran adalah pemberian angka terhadap objek atau fenomena menurut aturan tertentu. Tiga buah kata kunci yang diperlukan dalam memberikan definisi terhadap konsep pengukuran. Kata-kata kunci tersebut adalah angka,  penetapan, dan aturan. Pengukuran yang baik, harus mempunyai sifat isomorphism
dengan realita. Prinsipisomorphism, artinya terdapat kesamaan yang dekat antara realitas sosial yang diteliti dengan ”nilai” yang diperoleh dari pengukuran. Oleh karena itu, suatu instrumen pengukur dipandang baik apabila hasilnya dapat merefleksikan secara tepat realitas dari fenomena yang hendak diukur.
 Ada empat skala pengukuran data, yaitu: nominal, ordinal, interval, dan rasio. 
1.Ukuran nominal, adalah ukuran yang paling sederhana, dimana angka yang diberikan kepada objek mempunyai arti sebagai label saja, dan tidak menunjukkan tingkatan apa-apa.
2.Ukuran ordinal adalah angka yang diberikan mengandung pengertian tingkatan. Ukuran nominal digunakan untuk mengurutkan objek dari yang terendah ke yang tertinggi atau sebaliknya.
3.Ukuran interval adalah mengurutkan orang atau objek berdasarkan suatu atribut. Selain itu, juga memberikan informasi tentang interval antara satu orang atau objek dengan orang atau objek lainnya. Interval atau jarak yang sama pada skala interval dipandang sebagai mewakili interval atau jarak yang sama pula pada objek yang diukur.
4.Ukuran rasio, adalah ukuran yang mencakup semua ukuran sebelumnya ditambah dengan satu sifat lain, yaitu ukuran ini memberikan keterangan tentang nilai absolut dari objek yang diukur. Ukuran rasio mempunyai titik nol, karena itu interval jarak tidak dinyatakan dengan beda angka rata-rata satu kelompok dibandingkan dengan titik nol. Karena ada titik nol tersebut, maka ukuran rasio dapat dibuat perkalian ataupun pembagian. Angka pada skala rasio menunjukkan nilai sebenarnya dari objek yang diukur.

Minggu, 19 April 2015

HIPOTESIS




1.  PENGERTIAN HIPOTESIS

    Istilah hipotesis berasal dari bahasa Yunani, yaitu 'hypo' dan 'thesis'. Kata ‘hypo’ berarti lemah, kurang, atau di bawah, sedangkan ‘thesis’ berarti teori, proposisi, atau pernyataan yang disajikan sebagai bukti.
Beberapa ahli telah mengemukan pengertian hipotesis sebagai berikut :
- Menurut Erwan Agus Purwanto dan Dyah Ratih Sulistyastuti (2007:137), hipotesis adalah pernyataan atau dugaan yang bersifat sementara terhadap suatu masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah (belum tentu kebenarannya) sehingga harus diuji secara empiris.
-  Menurut Mundilarso (tanpa tahun dan halaman) mengatakan bahwa hipotesis adalah pernyataan yang masih lemah tingkat kebenarannya sehingga masih harus diuji menggunakan teknik tertentu. Hipotesis dirumuskan berdasarakan teori, dugaan, pengalaman pribadi/orang lain, kesan umum, kesimpulan yang masih sangat sementara. Hipotesis adalah pernyataan keadaan populasi yang akan diuji kebenarannya menggunakan data/informasi yang dikumpulkan melalui sampel.
-  Menurut Kerlinger (1973) mengatakan hipotesis adalah pernyataan yang bersifat terkaan dari hubungan antara dua atau lebih variabel.
Pendapat lain mengatakan hipotesis adalah suatu pernyataan mengenai satu atau lebih populasi yang belum tentu benar atau salah dan perlu diuji kebenarannya.

2.  FUNGSI HIPOTESIS
Kegunaan hipotesis antara lain :
1.  Hipotesis memberikan penjelasan sementara tentang gejala-gejala serta memudahkan perluasan          pengetahuan dalam suatu bidang.
2. Hipotesis memberikan suatu pernyataan hubungan yang langsung dapat diuji dalam penelitian.
3.    Hipotesis memberikan arah kepada penelitian.
4.    Hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan penyelidikan

3.  CIRI-CIRI HIPOTESIS YANG BAIK
Hipotesis yang baik haruslah memiliki cirri-ciri seperti di bawah ini :
1. Hipotesis diturunkan dari suatu teori yang disusun untuk menjelaskan  masalah dan dinyatakan dalam proposisi-proposisi. Oleh sebab itu, hipotesis merupakan jawaban atau dugaan sementara atas masalah yang dirumuskan atau searah dengan tujuan penelitian.
2. Hipotesis harus dinyatakan secara jelas, dalam istilah yang benar dan secara operasional. Aturan untuk, menguji satu hipotesis secara empiris adalah harus mendefinisikan secara  operasional  semua  variabel  dalam hipotesis dan diketahui secara pasti variabel independen dan variabel dependen.
3. Hipotesis menyatakan variasi nilai sehingga dapat diukur secara empiris dan memberikan gambaran mengenai fenomena yang diteliti. Untuk hipotesis  deskriptif berarti hipotesis secara jelas menyatakan kondisi, ukuran, atau  distribusi suatu variabel atau fenomenanya yang dinyatakan dalam nilai-nilai yang mempunyai makna.
4. Hipotesis harus bebas nilai. Artinya nilai-nilai yang dimiliki peneliti dan preferensisubyektivitas tidak memiliki tempat di dalam pendekatan ilmiah seperti halnya dalam hipotesis.
5.  Hipotesis harus dapat diuji. Untuk itu, instrumen harus ada (atau dapat dikembangkan) yang akan menggambarkan ukuran yang valid dari  variabel  yang diliputi. Kemudian, hipotesis dapat diuji dengan metode yang tersedia yang dapat digunakan untuk mengujinya sebab peneliti dapat merumuskan hipotesis yangbersih, bebas nilai, dan spesifik, serta menemukan bahwa tidak ada metodepenelitian untuk mengujinya. Oleh sebab itu, evaluasi hipotesis bergantung pada eksistensi metode-metode untuk mengujinya, baik metode  pengamatan, pengumpulan data, analisis data, maupun generalisasi.
6.  Hipotesis harus spesifik. Hipotesis harus bersifat spesifik yang menunjuk kenyataan sebenarnya. Peneliti harus bersifat spesifik yang menunjuk kenyataan yang sebenarnya. Peneliti harus memiliki hubungan eksplisit yang diharapkan di antara variabel dalam istilah arah (seperti, positif dan negatif). Satu hipotesis menyatakan bahwa X berhubungan dengan Y adalah sangat umum. Hubungan antara X dan Y dapat positif atau negatif. Selanjutnya, hubungan tidak bebas dariwaktu, ruang, atau unit analisis yang jelas. Jadi, hipotesis akan menekankan hubungan yang diharapkan di antara variabel, sebagaimana kondisi di bawah hubungan yang diharapkan untuk dijelaskan. Sehubungan dengan hal tersebut, teori menjadi penting secara khusus dalam pembentukan hipotesis yang dapat diteliti karena dalam teori dijelaskan arah hubungan antara variabel yang akan dihipotesiskan.
7. Hipotesis harus menyatakan perbedaan atau hubungan antar-variabel. Satu hipotesis yang memuaskan adalah salah satu hubungan yang diharapkan di antara variabel dibuat secara eksplisit

4.  JENIS - JENIS HIPOTESIS
Ada 3 jenis hipotesis, antara lain :
1. Hipotesis Deskriptif
Hipotesis deskriptif, merupakan dugaan terhadap nilai satu variabel dalam satu sampel walaupun di dalamnya bisa terdapat beberapa kategori.
Contoh Hipotesis Deskriptif :
Permasalahan Penelitian: Apakah penerimaan terhadap proses “perdamaian di Poso” mempunyai perbedaan pada mereka yang berasal dari suatu lingkungan tertentu?

A.  Assumsi:
a) Tingkat pendidikan yang ditempuh seseorang memungkinkan keterbukaan untuk menerima proses perdamaian.
b) Nilai yang dianut seseorang merupakan dasar pengaruh bagi penerimaan proses perdamaian.
c) Tingkat informasi yang dimiliki seseorang dapat memberikan pandangan mengenai suatu proses perdamaian.

B.  Hipotesis Umum:
Orang yang berasal dari lingkungan sosial yang terbuka lebih mudah menerima proses perdamaian.

C.  Hipotesis khusus:
a) Orang dengan pendidikan yang tinggi relatif lebih mudah menerima proses perdamaian.
b) Orang yang berorientasi pada nilai-nilai yang moderen lebih menerima proses perdamaian.
c) Orang yang memiliki banyak informasi lebih mudah menerima proses perdamaian.

2. Hipotesis Korelasional/hubungan
Hipotesis korelasional adalah hipotesis yang berisi pernyataan tentang hubungan antara dua atau lebih variabel. Jika pola hubungan antara dua atau lebih variabel bersifat kausal (sebab-akibat) , maka hipotesisnya disebut hipotesis kausalitas.

I. Contoh Hipotesis Korelasional:
Permasalahan Penelitian: Hal-hal yang berhubungan dengan tingkat Hasil Produksi suatu Perusahaan.

A.  Asumsi:
a) Jumlah tenaga ahli dalam suatu perusahaan berhubungan dengan tingkat hasil produksi
b) Tenaga ahli akan sulit bekerja di bawah peraturan kerja yang ketat
c) Peraturan kerja dalam perusahaan berhubungan dengan tingkat hasil produksi.

B.  Hipotesis:
Semakin besar jumlah tenaga ahli dalam suatu perusahaan, semakin rendah tingkat keketatan peraturan kerja perusahaan, berhubungan dengan menerima proses perdamaian hasil produksi yang semakin meningkat.

II. Contoh Hipotesis Kausalitas:
Permasalahan Penelitian: Mengapa timbul kecenderungan melakukan tindakan kriminal dalam suatu lingkungan masyarakat.

C.  Asumsi:
a) Suatu lingkungan masyarakt mempunyai suatu daya absorbsi, yaitu daya serap atau peredam terhadap suatu gejala sosial yang dapt menimbulkan goncangan.
b) Seseorang dapat merasa frustasi apabila merasa tersisihkan dari lingkungan masyarakatnya.
c) Seseorang yang merasa frustasi lebih mudah dirangsang untuk cenderung melakukan tindakan kriminal.

D.  Hipotesis :
Untuk mereka yang berada di lingkungan masyarakat yang sangat rendah daya absorbsinyajika mereka merasa semakin tersisihkan dari lingkungan masyarakat, maka mereka semakin mudah terangsang untuk cenderung melakukan tindakan kriminal.

3. Hipotesis asosiasi
Pengukurana asosiasi merupakan istilah umum yang mengacu pada sekelompok teknik dalam statistik bivariat yang digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variable.

1.     Hipotesa Kerja disingkat (HK)
Hipotesa-hipotesa yang dirumuskan oleh peneliti, baik yang bersifat deskriftif, relasional maupun hipotesa kausalitas disebut hipotesa kerja . Hipotesis Kerja (HK) biasanya disebut juga dengan hipotesis Alternatif (HA). Hipotesis kerja menyatakan hubungan antara Variabel X dan Y, atau adanya perbedaan antara dua kelompok.

Rumusan Hipotesis Kerja
a. Jika... Maka...
b. Ada perbedaan antara … Dan … Dalam…
c. Ada pengaruh … Terhadap …

Adanya saling hubungan antara satu Variabel atau lebih atau menyatakan adanya perbedaan dalam hal tertentu pada kelompok-kelompok yang berbeda. Pada umumnya, kesimpulan uji statistik berupa penerimaan hipotesis alternatif sebagai hal yang benar. 

A.  Contoh Hipotesa Kerja (Hk):
Tindakan agresif lebih tinggi pada kelompok masyarakat yang memiliki tingkat kepadatan yang tinggi daripada yang memiliki tingkat kepadatan rendah.
Bila persepsi tentang sikap kelompok panutan dikontrol, suami-isteri yang memiliki pekerjaan berpenghasilan tetap, mempunyai persepsi yang rendah tentang nilai ekonomis anak, dan karena itu cenderung untuk lebih menerima norma keluarga kecil. Keduanya menyebabkan persepsi mereka yang tinggi tentang manfaat penggunaan kontrasepsi moderen, sehingga niat serta penggunaan kontrasepsi moderen mereka relatif lebih tinggi bila dibandingkan dengan suami-isteri yang memiliki pekerjaan berpenghasilan tidak tetap.

2.    Hipotesis Nol (null hypotheses) disingkat (Ho)
Hipotesis nol sering juga disebut hipotesis statistik, karena biasanya dipakai dalam penelitian bersifat statistik, yaitu diuji dengan hitungan statistik. Hipotesis nol menyatakan tidak adanya perbedaan antara dua variabel, atau tidak adanya pengaruh variabel X dan Variabel Y, maksudnya nol adalah atau nihil dapat dimengerti dengan mudah karena tidak adanya perbedaan antara dua variabel.
Rumusan Hipotesis Nol :
a.    Tidak ada perbedaan antara... Dengan... Dalam...
b.    Tidak ada pengaruh... terhadap...

A.     Contoh Hipotesa Nol (Ho):
Tidak terdapat perbedaan tindakan agresif antara masyarakat yang memiliki tingkat kepadatan yang tinggi dan masyarakat yang memiliki tingkat kepadatan penduduk yang rendah.
Bila persepsi tentang sikap kelompok panutan dikontrol, tidak ada perbedaan yang signifikan antara pasangan yang memiliki pekerjaan berpenghasilan tetap dan berpenghasilan tidak tetap dalam persepsi tentang nilai anak, norma keluarga kecil, persepsi tentang manfaat kontrasepsi moderen, dan dalam niat menggunakan serta perilaku kontrasepsi moderen.


REF :
http://id.wikipedia.org/wiki/Hipotesis
http://rororizky.blogspot.com/2013/04/tugas-bahasa-indonesia-2-hipotesis.html

Minggu, 12 April 2015

METODE ILMIAH

1. Penertian Metode Ilmiah
   Metode Ilmiah adalah proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.

2. Karakteristik Metode Ilmiah
    Metode ilmiah bergantung pada karakterisasi yang cermat atas subjek investigasi. Dalam proses karakterisasi, ilmuwan mengidentifikasi sifat-sifat utama yang relevan yang dimiliki oleh subjek yang diteliti. Selain itu, proses ini juga dapat melibatkan proses penentuan (definisi) dan pengamatan-pengamatan yang dimaksud seringkali memerlukan pengukuran dan perhitungan yang cermat. Proses pengukuran dapat dilakukan terhadap objek yang tidak dapat diakses atau dimanipulasi seperti bintang atau populasi manusia. Hasil pengukuran secara ilmiah biasanya ditabulasikan dalam table. Digambarkan dalam bentuk grafik atau dipetakan dan diproses dengan penghitungan statistika seperti korelasi dan regresi.
Umumnya terdapat empat karakteristik penelitian ilmiah :
1. Sistematik, berarti suatu penelitian harus disusun dan dilaksanakan secara berurutan sesuai pola dan kaidah yang benar, dari yang mudah dan sederhana sampai yang kompleks.
2. Logis, suatu penelitian dikatakan benar bila dapat diterima akal dan berdasarkan fakta empirik. Pencarian kebenaran harus berlangsung menurut prosedur atau kaidah bekerjanya akal yaitu logika. Prosedur penalaran yang dipakai bias dengan prosedur induktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan umum dari berbagai kasus individual (khusus), atau prosedur deduktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus dari pernyataan yang bersifat umum.
3. Empirik, artinya suatu penelitian yang didasarkan pada pengalaman sehari-hari, yang ditemukan atau melalui hasil coba-coba yang kemudian diangkat sebagai hasil penelitian. Landasan empirik ada tiga yaitu :
a). Hal-hal empirik selalu memiliki persamaan dan perbedaan (ada penggolongan atau perbandingan satu sama lain).
b). Hal-hal empirik selalu berubah-ubah sesuai dengan waktu.
c). Hal-hal empirik tidak bisa secara kebetulan,melainkan ada penyebabnya.
4. Replikatif. Artinya suatu penelitian yang pernah dilakukan harus di uji kembali oleh peneliti lain dan harus memberikan hasil yang sama bila dilakukan dengan metode, kriteria, dan kondisi yang sama. Agar bersifat replikatif, penyusunan definisi operasional variable menjadi langkah penting bagi seorang peneliti.

3. Langkah-Langkah Metode Ilmiah
     Karena metode ilmiah dilakukan secara sistematis dan berencana, maka terdapat langkah-langkah yang harus dilakukan secara urut dalam pelaksanaannya. Setiap langkah atau tahapan dilaksanakan secara terkontrol dan terjaga. Adapun langkah-langkah metode ilmiah adalah sebagai berikut:

a). Merumuskan Masalah
   Berpikir ilmiah melalui metode ilmiah didahului dengan kesadaran akan adanya masalah. Permasalahan ini kemudian harus dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya. Dengan penggunaan kalimat tanya diharapkan akan memudahkan orang yang melakukan metode ilmiah untuk mengumpulkan data yang dibutuhkannya, menganalisis data tersebut, kemudian menyimpulkannya.Permusan masalah adalah sebuah keharusan. Bagaimana mungkin memecahkan sebuah permasalahan dengan mencari jawabannya bila masalahnya sendiri belum dirumuskan?
Merumuskan Hipotesis

b). Merumuskan Hipotesis
     Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah yang masih memerlukan pembuktian berdasarkan data yang telah dianalisis. Dalam metode ilmiah dan proses berpikir ilmiah, perumusan hipotesis sangat penting. Rumusan hipotesis yang jelas dapat memabntu mengarahkan pada proses selanjutnya dalam metode ilmiah. Seringkali pada saat melakukan penelitian, seorang peneliti merasa semua data sangat penting. Oleh karena itu melalui rumusan hipotesis yang baik akan memudahkan peneliti untuk mengumpulkan data yang benar-benar dibutuhkannya. Hal ini dikarenakan berpikir ilmiah dilakukan hanya untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan.
Mengumpulkan Data

c).Mengumpulkan Data
     Pengumpulan data merupakan tahapan yang agak berbeda dari tahapan-tahapan sebelumnya dalam metode ilmiah. Pengumpulan data dilakukan di lapangan. Seorang peneliti yang sedang menerapkan metode ilmiah perlu mengumpulkan data berdasarkan hipotesis yang telah dirumuskannya. Pengumpulan data memiliki peran penting dalam metode ilmiah, sebab berkaitan dengan pengujian hipotesis. Diterima atau ditolaknya sebuah hipotesis akan bergantung pada data yang dikumpulkan. 
Menguji Hipotesis

d). Menguji Hipotesis
    Sudah disebutkan sebelumnya bahwa hipotesis adalah jawaban sementaradari suatu permasalahan yang telah diajukan. Berpikir ilmiah pada hakekatnya merupakan sebuah proses pengujian hipotesis. Dalam kegiatan atau langkah menguji hipotesis, peneliti tidak membenarkan atau menyalahkan hipotesis, namun menerima atau menolak hipotesis tersebut. Karena itu, sebelum pengujian hipotesis dilakukan, peneliti harus terlebih dahulu menetapkan taraf signifikansinya. Semakin tinggi taraf signifikansi yang tetapkan maka akan semakin tinggi pula derjat kepercayaan terhadap hasil suatu penelitian.Hal ini dimaklumi karena taraf signifikansi berhubungan dengan ambang batas kesalahan suatu pengujian hipotesis itu sendiri. 
Merumuskan Kesimpulan

e). Merumuskan Kesimpulan
    Langkah paling akhir dalam berpikir ilmiah pada sebuah metode ilmiah adalah kegiatan perumusan kesimpulan. Rumusan simpulan harus bersesuaian dengan masalah yang telah diajukan sebelumnya. Kesimpulan atau simpulan ditulis dalam bentuk kalimat deklaratif secara singkat tetapi jelas. Harus dihindarkan untuk menulis data-data yang tidak relevan dengan masalah yang diajukan, walaupun dianggap cukup penting. Ini perlu ditekankan karena banyak peneliti terkecoh dengan temuan yang dianggapnya penting, walaupun pada hakikatnya tidak relevan dengan rumusan masalah yang diajukannya.



Sumber :
http://6best-friends.blogspot.com/2014/08/metode-ilmiah.html#axzz3X5ha4lNP
http://sheilynurfajriah.blogspot.com/2013/04/pengertian-karakteristik-dan-langkah.html

Minggu, 29 Maret 2015

KARANGAN

      Karangan merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Dalam artikel ini akan dibahas tentang 3 jenis karangan, yaitu: karangan ilmiah, karangan non ilmiah, dan karangan semi ilmiah. Berikut ini penjelasannya.

1. Karangan Ilmiah
      Karangan ilmiah adalah biasa disebut karya ilmiah, yakni laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
     Ada berbagai jenis karya ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium, dan artikel jurnal yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya.
  Di perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk menghasilkan karya ilmiah seperti makalah, laporan praktikum, dan skripsi (tugas akhir). Skripsi umumnya merupakan laporan penelitian berskala kecil, tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu, makalah yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran ilmiah mahasiswa berdasarkan penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis oleh para pakar dalam bidang persoalan yang dipelajari. Penyusunan laporan praktikum ditugaskan kepada mahasiswa sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan menyusun laporan penelitian.
Ciri – ciri karangan Ilmiah :
•      cermat, tepat, dan benar;
•      tidak persuasif;
•      tidak argumentatif;
•      tidak emotif;
•      tidak mengejar keuntungan sendiri;
•      tidak melebih-lebihkan sesuatu.
Contoh :
a.  Skripsi
    Skripsi adalah karya tulis (ilmiah) mahasiswa untuk melengkapi syarat mendapatkan gelar sarjana(S1). Bobotnya 6 satuan kredit semester (SKS) dan dalam pengerjakannya dibantu oleh dosen pembimbing. Dosen pembimbing berperan ‘mengawal’ dari awal  sampai akhir hingga mahasiswa mampu mengerjakan dan mempertahankannya pada ujian skripsi.
b.  Disertasi
       Pencapaian gelar akademik tertinggi adalah predikat Doktor. Gelar dotor (ph.D) dimungkinkan manakala mahasiswa (s3) telah mempertahankan disertasi dihadapa Dewan Penguji Disertasi yang terdiri dari profesor atau Doktor dibidang masing-masing.
c.  Tesis
      Tesis merupakan jenis karya ilmiah yang bobot ilmiahnya lebih dalam dan tajam dibandingkan skripsi. Ditulis untuk menyelesaikan pendidikan pasca sarjana. Mahasiswa melakukan penelitian mandiri, menguji satu atau lebih hipotesis dalam mengungkapkan ‘pengetahuan baru’.

2. Karangan Non Ilmiah
       Non Ilmiah (Fiksi) adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta pribadi dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Satu ciri yang pasti ada dalam tulisan fiksi adalah isinya yang berupa kisah rekaan. Kisah rekaan itu dalam praktik penulisannya juga tidak boleh dibuat sembarangan, unsur-unsur seperti penokohan, plot, konflik, klimaks, setting dan sebagainya.

       Karya tulis non-ilmiah (karya non Ilmiah) adalah karya tulis ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta pribadi dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Karya tulis non-ilmiah itu pun bervariasi bahan topiknya dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung oleh fakta umum. Bahasanya mungkin kongkret atau abstrak, gaya bahasanya mungkin formal dan teknis, atau formal dan populer.
Ciri – ciri Karangan Non Ilmiah :
Ditulis berdasarkan fakta pribadi
•         Fakta yang disimpulkan subjektif
•         Gaya bahasa konotatif dan popular
•         Tidak memuat hipotesis
•         Penyajian dibarengi dengan sejarah
•         Bersifat imajinatif
•         Situasi didramatisir
•         Bersifat persuasif
Contoh :
a. Cerpen
        Suatu prosa naratif fiktif
b. Novel 
        Prosa yang mengungkapkan cerita kehidupan seseorang dengan orang lain disekelilingnya            dengan menonjolkan watak dan sifat. Contoh (cerita hantu jeruk perut karya Yennie Hardieidjaja        dan synopsis telenevola Maria Mercedes).
c. Artikel
     Karangan yang bersifat fakta dan seara lengkap dengan panjang tertentu yang dibuat untuk    dipublikasikan melalui koran, majalah, buku, dan sebagainya.

3. Karangan Semi Ilmiah
        Karya tulis semi ilmiah merupakan sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan yang ditulis dengan bahasa konkret dan formal, kata-katanya teknis dan didukung dengan fakta umum yang dapat dibuktikan kebenarannya. Karya tulis ini juga merupakan sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisannya tidak semiformal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analitis karena sering dimasukkan dalam kary tulis ini. Karya tulis semi ilmiah biasanya digunakan dalam komik, anekdot, dongeng, hikayat, novel, roman dan cerpen.
Ciri – ciri Karangan Semi Ilmiah :
•      Ditulis berdasarkan fakta pribadi
•      Fakta ang disimpulkan subjektif
•      Gaya bahasa formal dan popular
•      Mementingkan diri penulis
•      Melebih-lebihkan sesuatu
•      Usulan-usulan bersifat argumentative, dan
•      Bersifat persuasive
Contoh :
a. Feature
     Feature adalah cerita khas kreatif yang berpijak pada jurnalistik sastra tentang suatu situasi, keadaan, atau aspek kehidupan, dengan tujuan untuk memberi informasi dan sekaligus menghibur khalayak media massa.
b. Artikel
    Karangan faktual secara lengkap dengan panjang tertentu yang dibuat untuk dipublikasikan (melalui koran, majalah, buletin, dsb) dan bertujuan menyampaikan gagasan dan fakta yang dapat meyakinkan, mendidik, dan menghibur.
c. Editorial
     Artikel dalam surat kabar atau majalah yangg mengungkapkan pendirian editor atau pimpinan surat kabar (majalah) tersebut mengenai beberapa pokok masalah.


Selasa, 24 Maret 2015

PENALARAN INDUKTIF

     Penalaran merupakan pemiikiran, logika, pemahaman. Penalaran adalah proses berpikir yang dapat menghasilkan pengertian atau kesimpulan. Penalaran berlawanan dengan panca indera karena, nalar didapat dengan cara berpikir sehingga dapat mengetahui suatu kebenaran.
Induktif merupakan hal yang dari khusus ke umum. Sehingga dapat dikatakan berpikir induktif adalah pola berpikir melalui hal-hal yang dari khusus lalu dihubungkan ke hal-hal yang umum.

Penalaran Induktif adalah Proses yang berpangkal dari peristiwa yang khusus yang dihasilkan berdasarkan hasil pengamatan empirik dan mengjasilkan suatu kesimpulan atau pengetahuan yang bersifat umum.

Contoh penalaran induktif : kucing berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan. kelinci berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan. Panda berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.
Kesimpulan : semua hewan yang berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.

Pada Penalaran Induktif terdapat beberapa bentuk.

Bentuk-bentuk Penalaran Induktif: 
1. Generalisasi
Generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari fenomena individual menuju kesimpulan umum.
Contoh:
Vino G. Bastian adalah bintang film, dan ia berwajah tampan.
Raffi Ahmad adalah bintang film, dan ia berwajah tampan.
Generalisasi: Semua bintang film berwajah tampan. Pernyataan “semua bintang film berwajah tampan” hanya memiliki kebenaran probabilitas karena belum pernah diselidiki kebenarannya.
Contoh kesalahannya: Sapri juga bintang iklan, tetapi tidak berwajah tampan.

 Macam-macam generalisasi :
a.Generalisasi sempurna: Generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan        diselidiki.
Contoh: sensus penduduk

b.Generalisasi tidak sempurna: Generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomenayang diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki.
Contoh: Hampir seluruh pria dewasa di Indonesia senang memakai celana pantaloon.

Prosedur pengujian generalisasi tidak sempurna. Generalisasi yang tidak sempurna juga dapat menghasilkan kebenaran apabila melalui prosedur pengujian yang benar.

 2.  Analogi
Analogi dalam ilmu bahasa adalah persamaan antar bentuk yang menjadi dasar terjadinya bentuk-bentuk yang lain. Analogi merupakan salah satu proses morfologi dimana dalam analogi, pembentukan kata baru dari kata yang telah ada.
Analogi dilakukan karena antara sesuatu yang diabandingkan dengan pembandingnya memiliki kesamaan fungsi atau peran. Melalui analogi, seseorang dapat menerangkan sesuatu yang abstrak atau rumit secara konkrit dan lebih mudah dicerna. Analogi yang dimaksud adalah anlogi induktif atau analogi logis.

Contoh analogi :
Untuk menjadi seorang pemain bola yang professional atau berprestasi dibutuhkan latihan yang rajin dan ulet. Begitu juga dengan seorang doktor untuk dapat menjadi doktor yang professional dibutuhkan pembelajaran atau penelitian yang rajin yang rajin dan ulet. Oleh karena itu untuk menjadi seorang pemain bola maupun seorang doktor diperlukan latihan atau pembelajaran.


Jenis-jenis Analogi:

a. Analogi induktif :
Analogi induktif, yaitu analogi yang disusun berdasarkan persamaan yang ada pada dua fenomena, kemudian ditarik kesimpulan bahwa apa yang ada pada fenomena pertama terjadi juga pada fenomena kedua. Analogi induktif merupakan suatu metode yang sangat bermanfaat untuk membuat suatu kesimpulan yang dapat diterima berdasarkan pada persamaan yang terbukti terdapat pada dua barang khusus yang diperbandingkan. 
Contoh analogi induktif :
Tim Uber Indonesia mampu masuk babak final karena berlatih setiap hari. Maka tim Thomas Indonesia akan masuk babak final jika berlatih setiap hari.

b. Analogi deklaratif :
Analogi deklaratif merupakan metode untuk menjelaskan atau menegaskan sesuatu yang belum dikenal atau masih samar, dengan sesuatu yang sudah dikenal. Cara ini sangat bermanfaat karena ide-ide baru menjadi dikenal atau dapat diterima apabila dihubungkan dengan hal-hal yang sudah kita ketahui atau kita percayai.
Contoh analogi deklaratif :
deklaratif untuk penyelenggaraan negara yang baik diperlukan sinergitas antara kepala negara dengan warga negaranya. Sebagaimana manusia, untuk mewujudkan perbuatan yang benar diperlukan sinergitas antara akal dan hati.

3. Hubungan kausal
penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan. Hubungan kausal (kausalitas) merupakan perinsip sebab-akibat yang sudah pasti antara segala kejadian, serta bahwa setiap kejadian memperoleh kepastian dan keharusan serta kekhususan-kekhususan eksistensinya dari sesuatu atau berbagai hal lainnya yang mendahuluinya, merupakan hal-hal yang diterima tanpa ragu dan tidak memerlukan sanggahan. Keharusan dan keaslian sistem kausal merupakan bagian dari ilmu-ilmu manusia yang telah dikenal bersama dan tidak diliputi keraguan apapun.

Minggu, 15 Maret 2015

Jenis Penalaran

PENALARAN DEDUKTIF
Penalaran deduktif adalah penarikan kesimpulan yang diperoleh dari kasus yang sifatnya umum menjadi sebuah kesmpulan yang ruang lingkupnya lebih bersifat individual atau khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan pola berpikir yang dinamakan silogisme. Silogisme disusun dari dua buah pernyataan dan sebuah kesimpulan.

Pernyataan yang mendukung silogisme ini disebut sebagai premis yang kemudian dibedakan menjadi:
1) premsi mayor
2) premis minor.
Kesimpulan merupakan pengetahuan yang didapat dari penalaran deduktif berdasarkan kedua premis tersbut. Penarikan kesimpulan secara deduktif dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Penarikan tidak langsung ditarik dari dua premis. Penarikan secara langsung ditarik dari satu premis.
Contoh:
A: Semua mahluk hidup perlu makan untuk mempertahanka hidupnya (Premis mayor)
B: Joko adalah seorang mahluk hidup (Premis minor)
C: Jadi, Joko perlu makan untuk mempertahakan hidupnya (Kesimpulan)
Dengan demikian maka ketepatan penarikan kesimpulan tergantung dari tiga hal yaitu:
1) kebenaran premis mayor,
2) kebenaran premis minor, dan
3) keabsahan penarikan kesimpulan.

SILOGISME KATEGORIAL
Silogisme Kategorial adalah silogisme yang terjadi dari tiga proposisi.
1) Premis umum : Premis Mayor (My)
2) Premis khusus : Premis Minor (Mn)
3) Premis simpulan : Premis Kesimpulan (K)
Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term mayor, dan predikat simpulan disebut term minor. Aturan umum dalam silogisme kategorial sebagai
berikut:
1. Silogisme harus terdiri atas tiga term yaitu : term mayor, term minor, term penengah.
2. Silogisme terdiri atas tiga proposisi yaitu premis mayor, premis minor, dan kesimpulan.
3. Dua premis yang negatif tidak dapat menghasilkan simpulan.
4. Bila salah satu premisnya negatif, simpulan pasti negatif.
5. Dari premis yang positif, akan dihasilkan simpulan yang positif.
6. Dari dua premis yang khusus tidak dapat ditarik satu simpulan.
7. Bila premisnya khusus, simpulan akan bersifat khusus. Dari premis mayor khusus dan premis minor negatif tidak dapat ditarik satu simpulan.
Contoh silogisme Kategorial:
My : Semua mahasiswa adalah lulusan SLTA
Mn : Badu adalah mahasiswa
K : Badu lulusan SLTA

SILOGISME HIPOTESIS
Silogisme hipotesis terdiri dari suatu putusan bersayarat sebagai ”mayor”dalam bentuk ”apabila p maka q”(”p”dan ”q”adalah dua proposisi),lalu suatu ”minor”yang dapat terjadi dalam empat bentuk,dan akhirnya kesimpulan.
Silogisme Hipotesis adalah jenis silogisme yang terdiri atas premis mayor yang bersifat hipotesis, dan premis minornya bersifat katagorial. Silogisme Hipotesis ini dapat dibedakan menjadi 4 macam , yaiu :
1. Silogisme hipotesis yang premis minornya mengakui bagian antecedent.
Contoh :
Jika hari ini cerah , saya akan ke rumah kakek ( premis mayor )
Hari ini cerah ( premis minor )
Maka saya akan kerumah kakek ( kesimpulan ).
2. Silogisme hipotesis yang premis minornya mengakui bagian konsekuen
Contoh :
Jika hutan banyak yang gundul , maka akan terjadi global warming ( premis mayor )
Sekarang terjadi global warming ( premis minor )
Maka hutan banyak yang gundul ( kesimpulan ).
3. Silogisme hipotesis yang premis minornya mengingkari antecedent
Contoh :
Jika pembuatan karya tulis ilmiah belum di persiapkan dari sekarang, maka hasil tidak akan maksimal
pembuatan karya ilmiah telah di persiapkan maka hasil akan maksimal
4. Silogisme hipotesis yang premis minornya mengingkari konsekuen
Contoh :
Bila presiden Mubarak tidak turun , Para demonstran akan turun ke jalan
Para demonstran akan turun ke jalan
Jadi presiden Mubarak tidak turun.

SILOGISME ALTERNATIF
Silogisme alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Kesimpulannya akan menolak alternatif yang lain.
Contoh:
Paman Boim berada di Semarang atau Bogor.
Paman Boim berada di Semarang.
Jadi, Paman Boim tidak berada di Bogor.

ENTIMEM
Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan kesimpulan.
Contoh:
Dia menerima hadiah pertama karena dia telah menang dalam lomba itu.
Anda telah memenangkan lomba ini, karena itu Anda berhak menerima hadiahnya.

Senin, 09 Maret 2015

Penalaran

Penalaran
Penalaran (reasioning) adalah suatu proses berpikir dengan menghubung-hubungkan bukti, fakta atau petunjuk menuju suatu kesimpulan. Dengan kata lain, penalaran adalah proses berpikir yang sistematik dalan logis untuk memperoleh sebuah kesimpulan. Bahan pengambilan kesimpulan itu dapat berupa fakta, informasi, pengalaman, atau pendapat para ahli (otoritas).

Proposisi
Proposisi adalah pernyataan tentang hubungan yang terdapat di antara subjek dan predikat. Dengan kata lain, proposisi adalah pernyataan yang lengkap dalam bentuk subjek-predikat atau term-term yang membentuk kalimat. Kaliimat Tanya,kalimat perintah, kalimat harapan , dan kalimat inversi tidak dapa disebut proposisi . Hanya kalimat berita yang netral yang dapat disebut proposisi. Tetapi kalimat-kalimat itu dapat dijadikan proposisi apabila diubah bentuknya menjadi kalimat berita yang netral.

Wujud Evidensi
Unsur yang paling penting dalam suatu tulisan argumentatif adalah evidensi. Pada hakikatnya evidensi adalah semua fakta yang ada, semua kesaksian, semua informasi, atau autoritas, dan sebagainya yang dihubung-hubungkan untuk membuktikan suatu kebenaran. Fakta dalam kedudukan sebagai evidensi tidak boleh dicampur-adukkan dengan apa yang dikenal sebagai pernyataan atau penegasan. Pernyataan tidak mempunyai pengaruh apa-apa terhadap sebuah evidensi, ia hanya sekedar menegaskan apakah suatu fakta itu benar atau tidak. Dalam ergumentasi, seorang penulis dapat mengandalkan argumentasinya pada pernyataan saja, bila ia mengganggap pendengar sudah mengetahui fakta-faktanya, serta memahami sepenuhnya kesimpulan-kesimpulan yang diturunkan kepadanya.

Evidensi adalah semua fakta yang ada, semua kesaksian, semua informasi, atau autoritas, dan sebagainya yang dihubung-hubungkan untuk membuktikan suatu kebenaran. Dalam argumentasi, seorang penulis boleh mengandalkan argumentasinya pada pernyataan saja, bila ia menganggap pembaca sudah mengetahui fakta-faktanya, serta memahami sepenuhnya kesimpulan-kesimpulan yang diturunkan daripadanya. Evidensi itu berbentuk data atau informasi, yaitu bahan keterangan yang diperoleh dari suatu sumber tertentu, biasanya berupa statistik, dan keterangan-keterangan yang dikumpulkan atau diberikan oleh orang-orang kepada seseorang, semuanya dimasukkan dalam pengertian data (apa yang diberikan) dan informasi (bahan keterangan).

Fakta adalah sesuatu yang sesungguhnya terjadi, atau sesuatu yang ada secara nyata.
Cara Menguji Data
a. Observasi
fakta-fakta yang diajukan sebagai evidansi mungkin belum memuaskan seorang penulis. Untuk lebih meyakinkan dirinya dan juga pembaca, maka harus dilakukan peninjauan atau observasi.
b. Kesaksian
Untuk memperkuat evidansinya, penulis dapat menggunakan kesaksian-kesaksian orang lain yang telah mengalami sendiri peristiwa tersebut.
c. Autoritas
Fakta dalam  usaha  menyusun evidansi adalah meminta pendapat dari susatu autoritas, yakni pendapat dari seorang ahli atau mereka yang telah menyelidiki fakta-fakta itu dengan cermat.

 Cara Menguji Fakta
a. Konsistensi
Konsistensi dalam ilmu logika adalah teori konsistensi merupakan sebuah sematik dengan sematik yang lainnya tidak mengandung kontradiksi. Tidak adanya kontradiksi dapat diartikan baik dalam hal semantik atau berhubung dengan sintaksis. Definisi semantik yang menyatakan bahwa sebuah teori yang konsisten jika ia memiliki model; ini digunakan dalam arti logika tradisional Aristoteles walaupun dalam logika matematika kontemporer terdapat istilah satisfiable yang digunakan. Berhubungan dengan pengertian sintaksis yang menyatakan bahwa sebuah teori yang konsisten jika tidak terdapat rumus P seperti yang kedua P dan penyangkalan adalah pembuktian dari aksioma dari teori yang terkait di bawah sistem deduktif.
b. Koherensi
Koherensi atau kepaduan yang baik dan kompak adalah hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur (kata atau kelompok kata) yang membentuk kalimat itu. Bagaimana hubungan antara subjek dan predikat, hubungan antara predikat dan objek, serta keterangan-keterangan lain yang menjelaskan tiap-tiap unsur pokok tadi.
Kesalahan yang seringkali merusakkan koherensi adalah menempatkan kata depan, kata penghubung yang tidak sesuai atau tidak pada tempatnya, penempatan keterangan aspek tidak sesuai dan sebagainya. Bila gagasan yang tidak berhubungan satu sama lain disatukan, maka selain merusak kesatuan pikiran, juga akan merusak koherensi kalimat yang bersangkutan. Dalam kesatuan pikiran lebih ditekankan adanya isi pikiran, sedangkan dalam koherensi lebih ditekankan segi stuktur, atau interrelasi antara kata-kata yang menduduki sebuah ltugas dalam kalimat.

Cara Menilai Autoritas
a. Tidak Mengandung Prasangka
Yang tidak mengandung prasangka artinya pendapat itu disusun berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh para ahli itu sendiri, atau didasarkan pada hasil-hasil eksperimental yang dilakukannya.
b. Pengalaman dan Pendidikan Autoritas
Pengalaman dan pendidikan yang diperolehnya harus dikembangkan lebih lanjut dalam kegiatan-kegiatan sebagai seorang ahli yang diperoleh melalui pendidikannya.
c. Kemashuran dan Prestise
Apakah  pendapat yang diberikan autoritas sejalan dengan perkembangan dan kemajuan zaman atau koheren dengan pendapat sikap terakhir dalam bidang itu. Untuk memperlihatkkan bahwa penulis benar-benar siap dengan persoalan yang tengah diargumentasikan, jangan berdasarkan pada satu autoritas saja, maka hal itu memperlihatkan bahwa penulis kurang menyiapkan diri.